REPUBLIKA.CO.ID, Bulan semerah darah menggantung di langit hitam di malam tergelap tahun ini. Gerhana bulan pekan ini adalah satu-satunya di tahun ini dan menjadi yang terakhir dalam 372 tahun bertepatan dengan musim dingin di Belahan Bumi Utara. Gerhana bulan juga menandai malam terpanjang dan tergelap sepanjang tahun.
Pengamat langit mendapati pemandangan cantik dari bulan pada akhir Senin malam dan awal Selasa dini hari, asalkan tidak ada awan yang menghalangi. "Tepian biru di bayangan Bumi yang menjadi latar bulan memerah sungguh luar biasa indah," ujar profesor astronomi dari Colorado Mountain College, Jimmy Westlake, sebelum awal gerhana total, ketika bulan benar-benar tertutup bayangan bumi. Jimmy saat itu tengah mengamati gerhana dari Dublin.
Jimmy berhasil menjepret gambar bulan dengan konstalasi bintang di belakangnya. "Gerhana bulan total berada di posisi kaki rasi bintang Gemini Kembar dan dekat kluster bintang M35," ujarnya kepada Space.com
Gerhana bulan total terjadi ketika Bumi tepat segaris di antara bulan purnama penuh dan matahari, sehingga bulan menghadang seluruh sinar matahari untuk dipantulkan permukaan bulan.
Warna gerhana bulan akan bervariasi, bergantung pada kondisi cuaca, jumlah dan tipe partikel kecil di utara dan alat optik yang digunakan untuk mengamati. Rentang warna akan lebih nyata bila diamati dengan mata telanjang ketimbang menggunakan teleskop.
Astronom Prancis, Andre-Louis Danjon mengenalkan lima skala kecerlangan atau Luminositas (L) untuk mengklasifikasikan warna gerhana. Skala itu dimulai dengan L=0, yang berarti gerhana bulan gelap di mana bulan hampir tidak terlihat, dan L=4 ketika bulan terlihat sangat terang berwarna merah tembaga atau jingga.