REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sukses dengan mini Hidro, Telkomsel tengah mengimplementasikan konsep base transceiver station (BTS) tanpa menara. BTS tanpa menara tengah dilakukan uji coba di Bali dan akan dikembangkan di daerah lain.
''Telkomsel tengah merintis pengembangan BTS tanpa menara. Program ini tengah dilakukan uji coba di Bali,'' kata Direktur Utama Telkomsel, Sarwoto Atmosutarno saat kick off program Telkomsel Paling Indonesia di Jakarta, Rabu (15/12). Sarwoto belum mengungkap secara rinci bagaimana bentuk atau format BTS tanpa menara itu.
Kabarnya, Telkomsel akan menggunakan BTS portabel untuk mendukung konsep BTS tanpa menara ini. Pada sistem ini perangkat yang diperlukan untuk pengoperasian BTS--termasuk radio--, menjadi lebih kecil dan simpel. Sistem ini akan memberi keleluasaan dalam penempatan BTS atau radio di tempat yang terbatas.
Di sejumlah negara, banyak operator yang memanfaatkan papan reklame untuk penempatan BTS. Sejumlah sarana dan prasaran perkotaan, seperti lampu pengatur lalu lintas, sebagian spacenya dimanfaatkan untuk penempatan BTS.
Inovasi BTS juga memungkinkan perangkat ini bisa dipasang cukup mengggunnakan satu tiang penyangga, mirip tiang listrik atau tiang telepon. Karena BTS tidak lagi membutuhkan menara konvensional, banyak BTS yang kemudian 'diselipkan' diantara bangunan yang ada atau bisa dikembangkan menjadi asesoris untuk mempercantik kota.
Di Jeddah, misalnya. Kita bisa menjumpai BTS yang ada diatas hiasan pohon kurma. Di Saudi Arabia, papan reklame di sekitar Jamarat dimanfaatkan operator untuk memasang BTS. Sementara di Makkah, BTS diselipkan lampu pengatur lalu lintas. Belum diketahui, apakah Telkomsel akan menggunakan pola serupa?
Pengembangan BTS tanpa menara disebut Sutarno merupakan tindak lanjut dari komitmen Telkomsel mengembangkan konsep go green yang ramah lingkungan untuk infrastruktur telekomunikasi. Operator terbesar di Indonesia ini telah mengembangkan BTS yang ramah lingkungan.
Antara lain pengembangan BTS tenaga surya. BTS ini telah berdiri di berbagai daerah di Indonesia. Tenaga surya dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan listrik di BTS.
Telkomsel juga mengembangkan BTS Micro Hydro dengan memanfaatkan aliran sungai. BTS ini, antara lain, dikembangkan di Lampung. Listrik yang dihasilkan micro hydro dimanfaatkan untuk pengoperasian BTS, sisanya dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat setempat.
Serangkaian langkah yang dilakukan Telkomsel setidaknya mampu mengurangi emisi hingga 1.261,49 ton CO2 per tahun.