REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Lepas Ashar, Kamis (18/11), Makkah diguyur hujan lagi sekitar 45 menit. Para jamaah yang berada di kompleks jamarat berlindung di bawah jembatan jamarat.
''Di jembatan menuju lantai dua, air mengalir setinggi lima sentian,'' ujar Salehudin, jamaah yang baru saja usai melontar jumrah di lantai dua.
Bau sampah menyengat akibat hujan ini. Sampah dari para jamaah berserakan di mana-mana. Jalan King Fahad berceceran sampah. Jamaah dari Terowongan King Fahad yang baru pulang dari Jamarat menuju pondokan mereka di bilangan King Fahad itu terus bergegas mempercepat langkah, berlindung di balik payung ataupun kardus, ataupun tas mereka.
Guntur, kilat dan petir silih berganti menyertai hujan. Angin berhembus dengan kecepatan 14,48 km per jam di suhu udara 31 derajat Celsius dan kelembaban udara 40 persen. Para jamaah --yang pondokannya berada di bilangan King Fahad-- yang hendak melakukan lontar jumrah selepas Ashar menunda keberangkatannya, menunggu hujan mereda mulai 16.30.
Listrik di gedung jamarat dimatikan selama hujan, untuk mencegah hal-halyang tak diinginkan, sehingga eskalator tak bisa dimanfaatkan.