REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Letusan Gunung Merapi kembali membuat para ahli menoleh pada aktivitas gunung berapi paling aktif di dunia itu. Pascaletusan 26 Oktober 2010 yang menewaskan sedikitnya 38 orang, Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat menyorotkan satelitnya untuk memotret aktivitas gunung berapi ini.
Pada malam 30 Oktober, Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer (ASTER), salah satu instrumen pengamatan NASA, memotret gambar thermal inframerah Merapi (kiri gambar 1). Pada gambar itu, area panas ditunjukkan dengan gambar yang lebih terang. Bandingkan dengan bagian kanan, yaitu kondisi normal Merapi.
Pada gambar 2, yang merupakan gambar kondisi normal Merapi tahun 2003, vegetasi ditunjukkan dengan warna merah, dan bekas guguran letusan sebelumnya dalam warna kelabu. Gambar komposit di sebelah kanan adalah jalur aliran panas dan daerah puncak kubah pada letusan 2010 (ditunjukkan dengan garis kuning).
Gambar ini memotret kondisi yang tempat yang sama, yaitu 7,5 derajat Lintang Selatan, 110,5 derajat bujur timur. Gambar meliputi area seluas 17 km persegi.