Kamis 04 Nov 2010 10:00 WIB

Lho, Facebook Pecah Kongsi?

Rep: Agung Sasongko/ Red: irf
Mark Zuckerberg, Pendiri sekaligus CEO Facebook
Foto: BRIAN SOLIS/ Briansolis.Com/Bub.Blicio.Us.
Mark Zuckerberg, Pendiri sekaligus CEO Facebook

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tim sukses Facebook pecah kongsi. Kemesraan membangun Facebook sebagai jejaring sosial nomor wahid tidak menjadi jaminan kuat tim sukses Facebook untuk bertahan. Kebanyakan dari mereka kemudian membuat 'mainan baru' yang sejatinya tidak secara langsung mengungkap keinginan mendulang kesuksesan yang sama.

Seperti dikutip The International Herald Tribune, Selasa (3/11), rata-rata mereka terbilang sejahtera dan makmur berkat Facebook. Namun, mereka punya pemikiran lain tentang putusan mereka meninggalkan Facebook.

Pecah kongsi dimulai saat Dustin Moskovitz memutuskan untuk bercerai dengan Mark Zukcerberg. Moskovitz yang notabene teman sepemikiran Zuckerberg meninggalkan jabatan strategis sebagai staf teknis Facebook untuk membuat Asana, jejaring sosial yang menghubungkan para pekerja. Moskovitz yang memiliki saham sebesar 6 persen telah tercatat menjadin miliader termuda versi majalah forbes.

Langkah Mosckovitz diikuti pendiri Facebook lain, Chris Hughes. Chris telah menyiapkan mainan barunya yang diberinama, Juno. Juno, jejaring sosial yang bermisi menampung individu yang ingin mengubah dunia. Jejak itu juga diikuti Dave Morin, mantan platform manager yang juga mendirikan 'mainan baru'. Morin yang meninggalkan Facebook tahun ini, segera membuat konsep baru yakni Facebook Society. Meski bernama sama, namun Morin mengatakan secara isi memiliki perbedaan dengan Facebook.

Jejak pendiri Facebook yang 'kompak' meninggalkan Facebook juga menginpirasi tim sukses lainnya. Kepala Bidang Teknologi Facebook, Adam D'angelo serta Senior Manager Facebook, Charlie Cheever pada tahun 2008 dan 2009 resmi menggundurkan diri. Mereka kemudian membangun laman Quora, laman yang berisikan materi tanya jawab berbagai bahasan.

Selain itu, petinggi hasil rekrutan yang kemudian mendulang sukses juga ikutan pecah kongsi. Mereka segera menyebar ke kongsi lain seperti Yahoo, Youtube, Digg, Yelp dan lainnya. Sebagian dari mereka juga yang akhirnya berinvestasi di Facebook.

Mereka yang telah makmur memanfaatkan IPO atau penjualan saham perdana untuk berinvestasi. Langkah terobosan yang dilakukan almuni Facebook terbilang brilian. Pasalnya, penjualan saham perdana membuat saham Facebook lebih mudah diperoleh ketimbang sebelumnya. Kesempatan itu tentu membuat alumnin tak perlu repot bekerja melainkan cukup diwakili melalui saham yang mencapai nilai sekitar 30 milyar dollar AS.

Tren eksodus massal ditanggapi dingin oleh Zukerberg. Seperti yang diutarakan juru bicara Facebook, Larry Yu, eksodus besar-besaran tidaklah berpengaruh terhadap Facebook. Menurutnya, para pendiri yang telah membesarkan Facebook umumnya memiliki jiwa seorang entrepreneur. "Sebagai entrepreneur sejati sudah tentu mereka berpikir untuk mendirikan perusahaan sendiri," paparnya.

sumber : International Herald Tribune
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement