Rabu 20 Oct 2010 05:15 WIB

Perceraian di Usia 50 Karena Memudarnya Cinta

Perceraian
Perceraian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kalau anak-anak sudah dewasa dan mandiri lalu usia pensiun tiba, bagi banyak pasangan berarti saatnya menikmati hidup kembali berduaan saja. Tapi, untuk generasi 'baby boom' khususnya di Inggris, usia 50-an ternyata diikuti dengan banyaknya permohonan cerai.

Survei di Inggris menunjukkan bahwa kebanyakan perceraian dari pasangan yang berusia di atas 50 tahun disebabkan karena berkurangnya cinta, keintiman, dan turunya gairah seks di antara pasangan, demikian kutip Daily Mail. Jajak pendapat itu menunjukkan bahwa 28 persen responden yang terlibat menyatakan bahwa mereka bercerai karena pasangan mereka dingin secara emosional dan menjaga jarak.

25 persen mengatakan telah kehilangan gairah seks pada pasangan mereka. Sejumlah 27 persen pasangan punya alasan lain yakni sudah tidak punya komitmen lagi pada pernikahan itu. Bagi pasangan laki-laki alasan utama mengakhiri pernikahan adalah kehilangan gairah seks pada pasangan. Sepertiga responden laki-laki mengakuinya. Sementara bagi perempuan, yang utama, suami mereka kini lebih dingin.

Selain itu, salah satu faktor yang menyebabkan 14 persen perceraian responden adalah omelan. Sebaliknya sepuluh persen responden menyatakan mereka tidak lagi memiliki topik untuk dibicarakan. Badan statistik Inggris mengungkapkan bahwa tingkat perceraian pada pasangan berusia di atas 50 tahun memuncak pada 2004 dengan sekitar 25.000 perceraian dalam setahun sebelum akhirnya menurun menjadi 22.000 perceraian.

Para pakar percaya bahwa banyak pasangan yang masih bersama hanya untuk membesarkan anak-anak mereka. Ketika anak mereka telah mandiri mereka lalu mulai memikirkan kembali masa depan mereka. Selain beberapa alasan tadi, faktor keuangan juga mempengaruhi pernikahan karena sembilan persen responden mengatakan mereka bercerai karena pasangan tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan finansial mereka.

Sementara delapan persen mengatakan pasangan mereka menghabiskan terlalu banyak uang. Faktor lain adalah masalah keluarga. Lima persen responden mengatakan mereka menunggu anak mereka dewasa untuk kemudian bercerai. Sementara empat persen lagi mengatakan perceraian disebabkan oleh orang tua atau mertua mereka.

Pekerjaan juga bisa memicu perceraian. Delapan persen responden mengatakan pekerjaan membuat pernikahan berantakan sementara lima persen curiga bahwa pasangan mereka malah berselingkuh dengan rekan kerja. Survey itu diselenggarakan oleh 'Saga', perusahaan yang mengkhususkan produknya bagi orang-orang yang berusia di atas 50 tahun.

Survey itu melibatkan 1900 responden yang berusia 50 tahun ke atas dan telah bercerai. "Banyak perempuan yang berusia 50 tahun ke atas mulai melihat labih banyak kesempatan untuk mereka ketimbang ketika mereka menikah," kata Christine Northam, seorang konselor dari Relate, sebuah organisasi yang peduli pada hubungan dalam keluarga.

"Semakin lama satu pasangan tinggal bersama, justru semakin sedikit yang mereka ketahui tentang satu sama lain." Para ilmuwan mengambil kesimpulan itu setelah menanyai setiap pasangan tentang makanan kesukaan, film, dan peralatan dapur favorit. Dalam tiga pertanyaan itu pasangan yang telah bersama selama 40 tahun membuat kesalahan jawaban paling banyak ketimbang mereka yang baru dua tahun bersama.

"Salah satu alasan yang mungkin adalah pasangan yang lebih tua kurang memberi perhatian bagi satu sama lain karena mereka menganggap hubungan mereka telah kuat atau karena mereka pikir mereka telah mengetahui pasangan mereka dengan baik," ulas Dr Benjamin Scheibehenne dari Universitas Basel, Swiss, dalam Journal Of Consumer Psychology.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement