REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Coba bayangkan ponsel yang Anda genggam tahu perasaan Anda. Lalu secara sekejap dia mencoba menenangkan perasaan Anda dengan sentuhannya. Apa reaksi Anda? Tentu menyenangkan bukan. Bayangan tadi tampaknya tak lama lagi bukan sekedar angan-angan. Pasalnya, peneliti tengah mengembangkan teknologi ponsel yang memungkinkan seseorang yang ditelepon mengetahui perasaan si penelepon.
Teknologi yang diadaptasi dari teknologi pengenal suara mulai diujicobakan pada ponsel. Bedanya, pengenalan suara itu dimanfaatkan untuk mengetahui pola suara yang menandakan kondisi psikologi penelpon. Kondisi itu berupa perasaan senang, bahagia, sedih atau marah. Teknologi yang digunakan juga disisipkan piranti lacak atau GPS untuk mengetahui lokasi penelepon.
Cecilia Mascolo, peneliti dari University of Cambridge mengatakan teknologi yang dipakai diibaratkan seorang psikolog yang tengah menangani pasiennya. Menurutnya, setiap individu kini memiliki ponsel sebagai alat bantu yang menunjang aktivitas pemakai.
Bantuan itu tak lagi bersifat statis melainkan dinamis yang mana aspek psikologis mulai ditanamkan. "Apa yang sedang kami garap tetap mengedepankan privasi seseorang. Adakalanya ketika individu berkomunikasi pengenalan kondisi psikologis terhadap lawan bicara memiliki peran penting," paparnya seperti dikutip dari dailymail, (29/9).
Ihwal teknologi yang digunakan, tim riset dari Cambrigde sebelumnya merampungkan riset pendahulan untuk menjadi dasar prediksi kondisi psikologis yang dialami individu. Riset pembuka itu menghasilkan sejumlah catatan seperti 45 persen emosi yang terbentuk saat individu di rumah adalah bahagia. Sebaliknya, 54 persen kondisi psikologis individu di kantor adalah sedih. Tak lupa peneliti juga memasukan prediksi psikologis seseorang dimalam hari.
Jason Rentfrow, psikolog Cambridge menilai teknologi yang tengah dikembangkan bisa dimanfaatkan psikolog sebagai informasi awal sebelum memberikan saran atau nasihat kepada pasien. "Kebanyakan metode yang digunakan merujuk pada pemaparan si pasien. Kadang pasien melupakan informasi yang seharusnya diberitahu. Kadang pula pasien tidak memberitahu informasi yang sebenarnya," ujarnya.
Sejauh ini, riset juga memanfaatkan teknologi Bluetooth untuk digunakan sebagai identifikasi lokasi pembicaraan berlangsung. Meski Bluetooth sempat diragukan keamanannya, peneliti menjamin data yang ada tidak akan bocor kepada pihak yang bertanggung jawab.