REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--XL resmi memiliki tambahan frekuensi 3G. Menyusul penyerahan frekuensi baru dari pemerintah kepada XL. Dengan demikian, XL kini memiliki frekuensi 10 Mhz atau dual carrier pada pitra frekuensi 1960-1970 MHz / 2150-2160 MHz.
Selain XL, operator yang memiliki frekuensi 3G sebanyak 10 Mhz adalah Telkomsel dan Indosat. Sebagaimana XL, baik Telkomsel maupun Indosat mendapatkan tambahan frekuensi masing-masing 5 Mhz melalui mekanisme tender. Untuk mendapatkan frekuensi tersebut, operator membayar BHP Rp 180 miliar.
Presiden Direktur XL, Hasnul Suhaimi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (30/9) menyatakan bahwa dengan tambahan frekuensi 3G ini di mana posisi frekuensinya bersebelahan, akan memungkinkan bagi XL untuk bisa memanfaatkan kapasitas bandwidth yang ada secara lebih optimal untuk kenyamanan pelanggan.
''Ke depan, pelanggan akan mendapatkan kenyamanan yang lebih baik melalui kemudahan melakukan koneksi layanan broadband dengan kecepatan dan kapasitas yang lebih tinggi. Selain itu, tentunya kami akan bisa memaksimalkan layanan lainnya yang berbasis 3G. Semoga kebutuhan pelanggan dan masyarakat atas layanan data dan internet yang cukup tinggi saat ini bisa kami penuhi.”
Hasnul melanjutkan, bagi XL, penambahan frekuensi 3G ini merupakan tahapan menuju implementasi teknologi 4G di masa yang akan datang. Mengingat implementasi teknologi 4G di Indonesia masih memerlukan waktu, baik dari sisi regulator maupun ketersedi an perangkat di pasar, sedangkan trend pertumbuhan trafik layanan data dan broadband terus meningkat, maka XL perlu mengantisipasinya dengan menambahkan frekuensi baru 3G.
Hingga semester pertama 2010 jumlah pelanggan XL telah mencapai sebanyak 35,2 juta pelanggan, di mana 17 juta pelanggan di antaranya aktif menggunakan layanan data. Layanan data XL di dukung dengan ketersediaan jaringan infrastruktur BTS sejumlah lebih dari 20.888 BTS (2G/3G) yang tersebar di seluruh Indonesia serta serta jaringan fiber optic yang membentang di sepanjang pulau Jawa dan tersambung melalui jaringan kabel bawah laut ke pulau Sumatera, Batam, Kalimantan dan Sulawesi.