Kamis 30 Sep 2010 12:05 WIB

Kawah Bekas Tumbukan Meteor Ditemukan di Pedalaman Mesir

Rep: Agung Sasongko/ Red: irf
Kawah bekas tumbukan meteor di Pedalaman Mesir
Foto: Google Earth
Kawah bekas tumbukan meteor di Pedalaman Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Para ilmuwan begitu terkesima dengan kemampuan Google Earth usai ditemukannya sebuah kawah meteor yang berlokasi di kawah Kamil jauh di pelosok dalam Gurun Mesir. Kawah itu berukuran panjang 16 meter dan lebar 45 meter. Peneliti menduga pembentukan kawah disebabkan tubrukan meteor berukuran sepuluh ton besi dengan kecepatan 12 ribu km per jam.

Kawasan ini sempat luput dari perhatian peneliti sebelum akhirnya ditemukan dengan Google Earth. Kawah Kamil diperkirakan berumur kurang dari ribuan tahun. Diperkirakan manusia purba sempat melihat tubrukan ini. Kawah yang melintang di wilayah perbatasan antara Mesir, Sudan dan Libya ini ditemukan oleh Mineralog Vicenzo De Michele dan Civico Museo di Storia Naturale, Milan Italia.

Temuan itu berawal dari  usaha De Michele untuk menganti gambar pemandangan destkop komputer miliknya. Pencarian itu dilakukan dengan menggunakan Google Earth. Tanpa sengaja ia menemukan kawah yang belum pernah terpublikasi sebelumnya di Mesir. Temuan itu segera ia konfirmasikan dengan Pakar Astrofisika INAF(Italian National Astrophysic), Mario Di Martino. Selanjutnya, Mario bersama koleganya Luigi Folco segera menyelenggarakan ekspedisi di situs tersebut Februari lalu.

Ekspedisi berlangsung selama dua minggu lebih dengan melibatkan 40 peneliti. Sampai di lokasi, mereka kemudian mengumpulkan fragmen dan melakukan rangkaian tes. "Temuan lokasi menandakan meteroit memiliki massa yang tidak seutuhnya hancur di atmosifr dan tidak meledak ketika mereka mencapai tanah dan membentuk kawah," papar Detlef Koschny.

Falco menambahkan pihaknya masih mencari tahu dampak terhadap kawasan itu. "Dampaknya mungkin telah diamati manusia sebelumnya, dan penyelidikan arkeologi pada pemukinan kuno dapat membantu untuk mengetahui tanggal meteor itu menabrak bumi," katanya. Sementara itu, Badan Antariksa Eropa (ESA) yang mendanai ekspedisi ini mengharapkan informasi yang terkumpul sangan berguna untuk kegiatan penilaian resiko asteroid kecil dengan orbit yang mendekatai bumi dan dampaknya terhadap tabrakan yang mungkin terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement