REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tak berhenti pada penyediaan layanan telefoni dasar di kapal penumpang milik PT Pelni, diam-diam Telkomsel memperluas layanan, antara lain dengan menyediakan wireless fidelity (Wifi) di kapal.
''Saat ini sedang dilakukan ujicoba Wifi di KM Gunung Dempo,'' kata VP Special Area Development Telkomsel, Bambang Utomo. Saat ini untuk layanan data di kapal memiliki kecepatan hingga 250 Kbps untuk layanan berbasis GPRS, sementara dengan Wifi bisa diperoleh kecepatan hingga 350 kpbs.
Penyediakan layanan wifi di kapal laut disebut Bambang merupakan respon atas kebutuhan para penumpang kapal itu sendiri. ''Dengan Wifi mereka bisa menikmati akses ke jejaring sosial selama perjalanan,'' ujar Bambang. Secara bertahap layanan serupa akan dikembangkan di kapal lain.
Telkomsel sendiri saat ini telah menyediakan akses telepon di 15 kapal milik Pelni. Direktur Utama Telkomsel, Sarwoto Atmosutarno menyatakan investasi untuk 15 kapal tadi mencapai Rp 26 miliar. Menurut rencana, ada 25 kapal penumpang Pelni, termasuk kapal Ro-ro, yang akan memiliki fasilitas ini.
Tak hanya kapal Pelni, Telkomsel berencana memperluas kerja sama dengan operator lain. '' Tidak tertutup kemungkinan kita menjalin kerja sama dengan ASDP. Telekomunikasi bahari menjadi program kami,'' kata Sarwoto.
Telepon di kapal Pelni telah dikembangkan sejak tahun 2008, melalui program Telkomsel Merah Putih. Pada setiap Telkomsel meletakkan beberapa perangkat, seperti: antena parabola, modem VSAT IP, pico BTS, solar cell sebagai power supply atau baterai APB (Automatic Power Backup) di daerah yang sudah ada listrik, serta dilengkapi dengan sarana pelayanan publik berupa 2 pesawat telepon FWT (Fixed Wireless Telephony) sebagai warsel bagi mereka yang belum mempunyai ponsel.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan penumpang kapal dan awak, Telkomsel telah meningkatkan kapasitas dengan memasang BTS Micro. Sebelumnya digunakan Pico BTS dengan kemampuan yang terbatas. Dengan BTS Micro, kapasitas yang tersedia bisa ditingkatkan hingga enam kali lipat.
Dengan BTS ini, kapasitas yang tersedia lebih banyak, sehingga lebih banyak penumpang yang bisa menggunakan telepon secara bersamaan. Satu BTS Micro disiapkan untuk kapal dengan penumpang sekitar 4.000.
Upaya penyediaan layanan telepon di seluruh kapal seringkali terbentur oleh masalah teknis yang ada di kapal itu sendiri. Bambang kemudian menunjuk usia kapal. ''Banyak kapal yang telah lama beroperasi dengan teknologi yang masih lama juga,'' kata Bambang.
Ia kemudian menunjuk Zero Compass yang masih menggunakan teknologi lama. ''Kita butuh Zero Compass digital untuk mengendalikan auto tracking,'' kata Bambang. Kendala ini yang menjadikan belum semua kapal Pelni memiliki akses telekomunikasi.