REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Pria berpenghasilan lebih rendah dari pasangannya cenderung gampang untuk berselingkuh. Demikian studi terbaru yang dilakukan Christin Munsch, doktor sosiologi di Cornell University, Amrika Serikat.
"Penghasilan lebih kecil pada pria di belahan dunia manapun masih dilihat mengancam identitas gender kaum pria, mempertanyakan gagasan tradisional laki-laki sebagai pencari nafkah," ujarnya, yang mempersentasikan penelitiannya dalam pertemuan tahunan pakar sosilogi Amerika serikat (American Sociological Association).
Bahkan, studinya ini menemukan perselingkuhan yang secara dramatis meningkat ketika orang itu kurang produktif dari pasangan wanitanya pada etnis Hispanik. "Mungkin karena status pencari nafkah adalah salah satu fitur untuk mendefinisikan maskulinitas Hispanik," ujarnya.
Dalam penelitiannya, Munsch menganalisis data 1.024 pria dan 1.559 wanita yang sudah menikah atau tinggal dengan partnernya selama setidaknya satu tahun. Hasil studinya, pria dengan pasangan berpenghasilan lebih tinggi persentase berselingkuhnya lebih tinggi ketimbang pria dengan pasangan berpenghasilan lebih rendah.
Sebaliknya pada perempuan, lebih tinggi atau lebih rendah penghasilannya, tak ada pengaruhnya terhadap perselingkuhan yang mereka lakukan. "Wanita kurang menggunakan alasan ekonomi sebagai "jalan pembuka" tidakan tidak fair pada pasangannya," ujarnya.