REPUBLIKA.CO.ID, IOWA--Meskipun anda cuma tidur-tiduran di sofa, duduk menatap televisi berlama-lama dengan menyantap semangkuk kripik atau menenggak minuman soda, jangan pikir anda tak mengeluarkan energi. Coba tebak? Dengan aktivitas macam itu manusia masih membakar energi lebih banyak dari pada orangutan yang sepenuhnya aktif.
Menurut sebuah studi terbaru tentang pengeluaran energi oleh orang utang, ternyata hewan primata itu menggunakan sedikit energi, benar-benar satu ons untuk satu ons, ketimbang jenis mamalia lain. Penemuan itu juga membantu memberi gambaran bagaimana manusia menjadi makhluk yang intens dengan energi.
"Rata-rata penggunaan energi luar biasa rendah dan tidak pernah ada pengamatan sebelumnya di primata," tulis pimpinan tim riset dari Universitas Washington, Herman Pontzer, (3/8) di antologi National Academy of Sciences.
Para periset mengkaji empat orangutan, Azy, Knoby, Katy dan Rocky yang berusia empat tahun--di Yayasan Kera Besar, sebuah pusat studi noninvansif terhadap perilaku, budaya dan komunikasi kera besar berbasis di Iowa.
Untuk mengukur penggunaan energi, periset memberi asupan orangutan air dengan molekul hidrogen dan oksigen yang dapat dilacak, kemudian mengukur bagaimana konsentrasi berubah dalam urin hewan tersebut. Oksigen yang hilang diartikan sebagai karbondioksida ketika tubuh membakar lemak, karbohidrat dan protein.
Penelitian ini memberi potongan gamblang terhadap penggunaan energi sesungguhnya dalam hidup. Hasil jauh lebih detail daribada rata-rata metabolisme saat istiharat yang diproduksi dalam sebagian besar studi tentang metabolisme primata.
Selama dua pekan, orangutan ternyata menggunakan energi lebih sedikit dari yang diprediksi. Mereka menggunakan sedikit sekali energi per unit bobot badan ketimbang manusia, jenis monyet lain yang menjalani diet kalori terbtas atau lemur yang tengah tidur berhibernasi saat musim dingin.
Kecuali dibanding platipus atau hewan berkantung seperti kanguru--yang memiliki jenis reproduksi tak biasa dan sejarah evolusi yang membuat metabolisme mereka rendah--orangutan terlihat sedikit menggunakan energi ketimbang mamalia. Perkecualian juga pada kukang berkuku tiga.
Namun, seekor kukang dapat menghabiskan masa dewasa di satu pohon saja, bergerak sangat lambat hingga lumut bisa tumbuh di atas tubuh mereka. Sedangkan orangutang bisa dibilang cukup aktif. Mereka bisa bergerak, berayun dari satu pohon ke pohon lain, memanjat cepat dan berteriak-teriak, seperti yang dilakukan empat kera besar yang diteliti itu. Perilaku mereka pun, kata para periset, sama aktifnya dengan pola yang hidup di alam liar.
Hasil penelitian menyatakan ada adaptasi psikologis untuk meminimalkan energi. Metabolisme macam ini sebelumnya tidak diketahui di kalangan kera.
Periset berpikir itu adalah adaptasi evolusi terhadap siklus tak pasti dalam pasokan buah-buahan di hutan hujan tropis Asia Tenggara yang kian berkurang. Sebab, berbeda dengan manusia, hingga kini orangutan memperoleh makanan dari berburu dan mengumpulkan. Dengan metabolisme lambat, maka orangutan menjaga kebutuhan energi dan menyesuaikan dengan stok di alam
Metabolisme rendah itu ternyata terkait pula dengan rata-rata reproduksi dan pertumbuhan mereka yang memang luar biasa lambat. Kontras sekali bila dibanding dengan manusia yang tumbuh cepat, makan banyak dan berkembang biak cepat.
Peningkatan dari pola hidup berburu dan mengumpulkan ke menghasilkan juga menjadi penejelasan utama mengapa rata-rata reproduksi manusia ikut terpengaruh dan berubah, demikian tulis periset!