Selasa 03 Aug 2010 03:55 WIB

Sulit Dipantau, Saudi Ikut Batasi BlackBerry

Rep: una/ Red: Krisman Purwoko
Blackberry
Foto: voila.web.id
Blackberry

REPUBLIKA.CO.ID,Menyusul pengumuman Uni Emirat Arab yang akan membatasi penggunaan beberapa layanan BlackBerry, Saudi Arabia kini melakukan niatan serupa. Dalam beberapa jam usai keputusan UEA Ahad lalu, pejabat telekomunikasi di negara tetangga Arab Saudi mengatakan, kerajaan gurun itu akan melakukan hal yang sama, mulai akhir bulan ini. Seorang sumber pejabat Saudi, mengatakan regulator telekomunikasi negara itu akan segera mengeluarkan pernyataan terkait hal ini.

Negara-negara di Timur Tengah itu menggunakan alasan beberapa layanan ponsel pintar BlackBerry dapat digunakan oleh teroris dan pihak yang berwenang sulit memantau layanan tersebut. Kontan saja langkah ini membuat gusar para pelaku bisnis. Apalagi Dubai, ibu kota Uni Emirat Arab merupakan salah satu pusat bisnis internasional, khususnya untuk wilayah Timur tengah.

Pemerintah mengambil keputusan itu dengan alasan fitur-fitur tersebut dapat mengancam keamanan negara karena data disimpan dan dikirim pada perangkat bergerak di luar negeri, dimana tindakan ilegal tidak dapat dipantau. Alasan lain yang mendasari keputusan ini adalah untuk menyensor konten-konten pornografi.

Muhammad Ali dari Saudi Telecom mengatakan pihaknya belum menerima instruksi mengenai BlackBerry dari kementerian informasi. Sensor pemerintah yang ketat di Saudi dan UEA adalah sesuatu yang reguler dilakukan. Konten-konten yang dianggap bertentangan dengan nilai negara itu serta dapat menimbulkan ketidakstabilan politik akan disensor oleh pemerintah.

Kendati membatasi BlackBerry, produk ponsel pintar lainya keluaran iPhone Apple Inc 'dan Nokia Corp tidak digubris. Alasannya karena hanya BlackBerry-lah yang mengirimkan data pengguna ke server yang berada di luar negeri.

Tidak seperti ponsel pintar lainnya, perangkat BlackBerry menggunakan sistem yang meng-update kotak pesan pengguna dengan mengirimkannya ke server di Kanada tempat asal Research in Motion (RIM) berada. "UEA tidak ingin mengambil risiko dan mereka ingin memantau apa yang sedang terjadi di negeri ini," kata Simon Simonian, analis Shuaa Modal, bank investasi berbasis di Dubai.

Intinya negara tidak ingin mengambil risiko tdiak dapat memantau apa yang terjadi di negara mereka. Serta informasi online macam apa yang dikonsumsi warganya. Ketegangan mengenai sensor internet sebelumnya terjadi di Cina yang berkonflik dengan Google. Perusahaan mesin pencari terbesar di dunia inipun hengkang dari Negeri Panda tersebut dan menaruh servernya di Hongkong, yang memiliki kebijakan berbeda dari pemerintah Cina.

Bagi warga Dubai dan kota-kota besar lain di Timur Tengah, BlackBerry sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari bukan hanya bagi para pebisnis, namun juga di kalangan anak muda. Mereka menggunakan ponsel jenis ini karena menganggap berkomunikasi dengan menggunakan saluran ini cocok untuk menghindari pantuan pemerintah.

"Pemerintah menggunakan berbagai argumen, seperti layanan ini dapat digunakan oleh teroris. itu benar, tapi dapat juga digunakan oleh pegiat masyarakat sipil dan aktivis," ujar Christopher Davidson, seorang profesor di Universitas Durham di Britania, yang pemerhati wilayah UAE dan sekitarnya.

Keputusan UAE mencegah ratusan ribu pengguna BlackBerry dari mengakses e-mail dan web dari handset mereka mulai Oktober. Tidak jelas apakah larangan ini juga berlaku bagi pengunjung dari luar negeri yang menggunakan roaming termasuk sekitar 100 ribu penumpang yang melewati kawasan salah satu bandara tersibuk dunia di Dubai setiap harinya.

Larangan ini juga berisiko semakin merusak reputasi UEA sebagai tempat yang relatif mudah untuk melakukan bisnis. Dubai telah berusaha untuk mengubah citra dirinya menjadi sebuah pusat keuangan global, perdagangan dan pariwisata. Namun belakangan reputasinya tercoreng akibat krisis utang kredit yang menyebabkan negara emirati ini terlilit utang sebesar 100 miliar dolar.

Langkah intervensi atas alat komunikasi pribadi ini diramalkan akan membuat para pelaku bisnis akan berpikir dua kali sebelum mendirikan bisnis di negara itu. "Sekarang mereka membatasi BlackBerry, mungkin nanti membatasi internet," ujar Shakir Mahmood, pelaku industri keuangan asal Irak yang berbasis di Dubai dan pengguna BlackBerry.

Ini bukan pertama kalinya BlackBerry diusik oleh pejabat Emirat. Tahun lalu, produsen BlackBerry Research in Motion Ltd melontarkan kritik dan protes pada operator selular milik negara, Etisalat. Mereka protes setelah operator itu mendorong pengguna BlackBerry menginstal satu layanan tambahan yang ternyata bisa digunakan untuk memantau komunikasi.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement