Selasa 29 Jun 2010 01:48 WIB

Anggaran Riset Pertanian Indonesia Terendah di Asia

Rep: M Ikhsan/ Red: Siwi Tri Puji B
ilustrasi
Foto: www.bcmsu.ac.in
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Untuk menciptakan produksi yang berkelanjutan peran riset dan pengembangan sangat penting. Namun menurut Menteri Pertanian, Suswono, anggaran riset pertanian Indonesia sangat rendah. "Bahkan terendah di Asia," ujarnya.

Di Kementerian Pertanian saja hanya mendapat alokasi Rp 600 miliar untuk penelitian. Padahal, pemerintah menargetkan keberhasilan pertanian yang relatif bisa berkelanjutan. "Keberhasilan pembangunan pertanian tidak perlu ditunjukkan dengan hasil yang sporadis. Namun, keberlanjutan produksi bahan pangan, khususnya beras, masih bersifat rentan karena perubahan iklim. Hal itu harus diatasi dengan memanfaatkan riset," ujarnya.

Ia menyampaikan hal itu usai melakukan rapat tentang pembangunan pertanian di Kantor Wakil Presiden. Rapat itu dipimpin oleh Wakil Presiden Boediono dan dihadiri sejumlah menteri, yakni Menteri Pertanian Suswono, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanti, Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata, dan Kepala Bappenas Armida Alisjahbana.

"Sesungguhnya walaupun kita sekarang tercapai katakanlah swasembada pangan, misalnya beras yang saat ini tercapai, ini sesungguhnya masih rentan, karena dengan perubahan iklim yang begitu masif ini saya kira memang harus disiapkan langkah-langkah bagaimana menciptakan benih unggul," katanya.

Menurutnya, persoalan riset dan pengembangan harus diselesaikan oleh lintas sektor. "Akan segera diintegrasikan dalam waktu dekat."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement