REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Puluhan kerangka manusia tanpa tengkorak digali dari lokasi konstruksi di Inggris Utara. Para arkeolog yang melakukan penggalian meyatakan tulang-belulang tersebut sangat mungkin milik tubuh gladiator Roma, salah satu dari mereka menunjukkan tanda-tandan gigitan singa, harimau, beruang atau hewan buas besar lain.
Pakar tersebut juga mengungkap bukti hasil forensi terbaru yang menyatakan tulag belulang tersebut milik petarung profesional, yang kerap terbunuh ketika menghibur penonton. Sebagian besar adalah tulang pria dan terliht lebih kuat dan tinggi dibanding warga Roma kebanyakan. Terdapat pula tanda tekanan otot yang bisa jadi menandakan si pemilik tulang melakukan latihan senjata sejak usia remaja.
Para arkeolog yang tengah menyelidiki hasil penggalian mengatakan salah satu petunjuk terbaik adalah bekas gigi karnivora yang ditemukan di paha dan pundak salah satu kerangka tubuh.
"Kehadiran tanda gigitan itu adalah salah satu bukti yang memperkuat dugaan adanya arena gladiator. Sangat lemah kemungkinan orang-orang itu diserang oleh harimau ketika dalam perjalanan pulang," ujar dosen antropologi forensi dan arkeologi, Michael Wysocki yang juga meneliti kerangka tersebut. Ia juga mengatakan gigitan tersebut diduga menjadi penyebab kematian.
York--terletak lebih dari 200 kilo di utara London--dulu adalah kota terbesar di Inggris sebagai jajahan Romawi. Pakar meyakini sekelompok gladiator kadang bepergian ke penjuru daerah kekuasaan Kekaisaran Romawi, termasuk Inggris untuk pertunjukan pertarungan.
Meski demikian, para ahli mengatakan butuh bukti lebih lanjut untuk membuktikan kuburan kerangka itu memang khusus milik para gladiator.
"Sangat jelas, kuburan tersebut sangat menggelitik untuk diteliti lebih jauh. Namun saya skeptis. Mengidentifikasi gladiator bukan perkara sepele dan itu penuh trik," ujar kepala arkeologi di Universitas Edinburgh, Jim Crow. "Sangat banyak alasan bagi sekelompok pria untuk kehilangan kepalanya, mereka bisa saja prajurit yang dipenggal karena alasan tertentu."
Sementara, kurator senior arkeologi Romawi di Museum London, Jenny Hall, mengatakan sangat muskil menyimpulkan 80 orang petarung itu terbunuh ketika melakukan pertunjukkan di York. Pasalnya pertunjukkan gladiator sangatlah mahal dan banyak penampilan yang dikoreografi.
"Kami tahu bahwa gladiator berkeliling di kekaisaran, namun sangat sedikit yang diketahui berada di Inggris," ujar Hall. "Mereka tampil untuk gubernur lokal atau seorang yang sangat kaya, dan kesempatan itu jarang terjadi,"
Menurut lembaga Yayasan Arkeologi York, kuburan massal itu bukan yang pertama kali digali, namun itu dianggap terbaik yang pernah ada. "Satu-satunya kuburan para gladiator yang layak disandingkan adalah di Ephesus, Turki," demikian ungkap Wysocki.