Senin 07 Jun 2010 02:00 WIB

Nokia C3 Laris Manis, Merek Lokal Terancam?

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Nokia C3 menyedot perhatian publik Indonesia. Puluhan ribu unit Nokia C3 diserap pasar dalam penjualan perdana yang berlangsung Sabtu (5/6)

Penjualan perdana di Indonesia, sekaligus sebagai penjualan perdana Nokia C3 di dunia.Penjualan perdana ponsel Qwerty terbaru Nokia yang berlangsung di 10 kota, dipadati pengunjung. Di Yogyakarta dan Medan, misalnya, stok yang tersedia habis dalam dua jam.

Country Manager Nokia Indonesia, Bob Mc Dougall mengaku kaget dengan respon pelanggan di Indonesia. ''Semua kota mengantre untuk mendapatkan Nokia C3,'' kata Bob yang terjun langsung dalam penjualan perdana di Plaza Senayan, Jakarta.

Selain Jakarta, penjualan perdana berlangsung di Bandung, Semarang. Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Medan, Palembang. Nokia menyediakan handset dalam jumlah yang cukup banyak, sesuai dengan karakteristik pasar masing-masing kota.

Penjualan perdana secara serentak di beberapa kota, memang baru pertama kali dilakukan Nokia, utamanya untuk ponsel kategori menengah bawah. Penjualan secara terbuka umumnya dilakukan untuk ponsel menengah atas dan berlangsung di satu atau dua kota saja.

Seperti penjualan perdana communicator E90 di Jakarta. Pada penjualan perdana disediakan 1.500 unit, peminatnya dua kali lipat. Sementara pada penjualan perdana E72, dilepas 72 unit saja. Sebagaimana C5, penjualan perdana E90 dan E72 merupakan yang pertama di dunia.

Berbeda dengan penjualan perdana serie E yang terbatas unitnya, penjualan C5 relatif longgar. Maksudnya, unit disediakan dalam jumlah besar. Rupanya prediksi Nokia Indonesia meleset.

Di beberapa kota, permintaan lebih besar dari prediksi. ''Seperti Yogyakarta, kita siapkan sesuai dengan prediksi kami. Ternyata permintaan jauh lebih besar,'' kata Manager Marketing Communication, Regina Hutama.

Boleh jadi harga perdana Rp 899 ribu, menarik perhatian publik. Harga normal ponsel ini Rp 1.199 ribu. Selain diskon 25 persen, pelanggan juga mendapat aneka bonus seperti kartu perdana Simpati dan vocer Rp 50 ribu.

Diskon dan bonus, telah menjadi pemicu gairah publik membeli Nokia C3. Lantas, bagaimana nasib ponsel ini selanjutnya untuk pasar Indonesia. Manajemen Nokia Indonesia optimistis, ponsel ini bakal menarik perhatian publik di Indonesia.

Head of Marketing, Goh Doh Hau menyatakan penjualan perdana menjadi satu indikasi. ''Ponsel ini akan menarik perhatian publik,'' kata Goh. Ia menolak menyebutkan, berapa unit akan terserap pasar.

Selain harganya terjangkau, kata Goh, C3 memiliki aplikasi yang menawarkan kemudahan penggunanya berkomunikasi dan berinteraksi melalui jejaring sosial, messenger dan imel. Selling point lain adalah wifi. Selian wifi, spesifikasi yang diusung C3 tak jauh berbeda dengan ponsel Qwerty merek lokal (Cina) maupun Korea Selatan dengan harga sekitar Rp 1 jutaan.

Menjadi pertanyaan kemudian, apakah respon terhadap Nokia C3 menggambarkan satu fenomena 'pulang kandang' para pengguna Nokia yang sempat beralih ke merek lain. Fenomena ini sekaligus menjadi warning bagi ponsel merek lokal untuk mencari selling point baru. Setelah sang penguasa Qwerty kembali ke singgasananya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement