JAKARTA--Ujicoba teknologi seluler generasi ke empat (4G) atau Long Term Evolution (LTE) yang dilakukan Telkomsel tengah memasuki tahap finalisas kesiapan infrastruktur teknologi yang akan diujicoba, seperti: e-Node B, Mobility Management Entity (MME), System Architecture Evolution Gateway (SAE-GW), IP Multimedia Subsystem (IMS), dan lain-lain. Persiapan uji coba LTE telah dimulai sejak Januari 2010, dan diharapkan sebelum akhir semester pertama 2010 sudah dapat dilakukan uji coba download dengan kecepatan tinggi.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan Herfini Haryono menyatakan bahwa Telkomsel melihat LTE sebagai salah satu teknologi alternatif yang dibutuhkan. Teknologi ini untuk mendukung perkembangan mobile broadband khususnya untuk mengakomodasi perkembangan kebutuhan kapasitas dan kualitas layanan mobile broadband yang handal. " Kesiapan dalam mengujicoba teknologi terbaru ini semakin menguatkan komitmen Telkomsel dalam berinvestasi sekaligus memandu perkembangan industri telekomunikasi selular di Indonesia memasuki era baru layanan mobile broadband," kata Herfini.
Uji coba teknologi LTE ini merupakan bagian dari rangkaian upaya Telkomsel dalam mengimplementasikan pengembangan roadmap teknologi selular ke tingkat yang lebih tinggi. Diawali dengan layanan 3G pertama kali di Indonesia secara komersial pada 14 November 2006. Selanjutnya, Telkomsel meluncurkan layanan mobile broadband Telkomsel Flash berbasis teknologi HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) pada 6 April 2007 serta proyek Telkomsel Next Generation Flash dengan mengimplementasikan teknologi HSPA+ (High Speed Packet Access Plus) di 24 kota mulai 4 November 2009.
Sebelum melakukan uji coba, Telkomsel telah melakukan pengkajian teknis maupun bisnis teknologi LTE, terutama kebutuhan akan sumber daya, seperti alokasi frekuensi untuk men-deploy LTE, kebutuhan investasi baru bagi penyelenggaraan LTE, serta pendayagunaan investasi existing yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan implementasi LTE. Seluruh upaya ini dilakukan untuk mendukung perkembangan layanan mobile broadband ke depan yang sangat membutuhkan bandwith besar, seperti: data kecepatan tinggi hingga 150 Mbps (downlink) dan 50 Mbps (uplink) untuk mendukung high definition streaming video, Voice over Internet Protocol (VoIP), dan aplikasi-aplikasi lain yang membutuhkan data kecepatan tinggi.
''Uji coba teknologi LTE ini merupakan bagian dari rangkaian upaya Telkomsel dalam mengimplementasikan pengembangan roadmap teknologi selular ke tingkat yang lebih tinggi,'' papar Herfini. Diawali dengan layanan 3G pertama kali di Indonesia secara komersial pada 14 November 2006. Selanjutnya, Telkomsel meluncurkan layanan mobile broadband Telkomsel Flash berbasis teknologi HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) pada 6 April 2007 serta proyek Telkomsel Next Generation Flash dengan mengimplementasikan teknologi HSPA+ (High Speed Packet Access Plus) di 24 broadband city di Indonesia mulai 4 November 2009.
Ke depannya LTE diprediksi akan membawa perubahan industri telekomunikasi cukup signifikan, di mana pada era LTE perkembangan layanan berbasis data akan semakin pesat seiring dengan peningkatan kemampuan teknologi akses tersebut. Perkembangan layanan berbasis data juga ditentukan oleh berbagai aplikasi/service layer, seperti: teknologi IMS, Service Delivery Platform (SDP), dan Cloud Computing. Di sisi lain, untuk mengembangkan berbagai layanan ke depan operator membutuhkan dukungan dari mitra kerja, seperti: penyedia konten, aplikasi, dan device.