JAKARTA--XL Axiata bersama dengan Ericsson akan melakukan pengkajian bersama bagi uji coba implementasi teknologi long term evolution (LTE). Program ini direncanakan berlangsung antara tiga hingga enam bulan ke depan.
Nota kesepahaman antara kedua belah pihak ditandatangani Direktur Network Services Dian Siswarini dan Direktur Ericsson Indonesia, Sigit Permana, disaksikan Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi dan Ericsson Regional Head of South East Asia and Oceania, Arun Bansal, di Jakarta, Senin (26/4).
''XL sangat serius untuk mempelajari kemungkinan penerapan teknologi LTE d Indonesia. Dari kerja sama ini, selain untuk mengetahui kecanggihan teknologi, kami juga berharap bisa mendalami manfaat apa saja yang diterapkan di layanan-layanan XL di masa mendatang,'' kata Hasnul.
Menurut Hasnul, XL bersama Ericsson akan mempelajari aspek-aspek teknis dan kemungkinan lain yang muncul seandainya nanti XL mengadopsi teknologi LTE Ericsson. Di kalangan vendor teknologi, terdapat paling tidak empat vendor penyedia teknologi LTE, antara lain Nokia-Siemens, Huawei, ZTE dan Ericsson.
LTE merupakan teknologi seluler terkini yang juga populer dengan sebutan seluler generasi ke empat (4G). Ia dikenal sebagai evolusi teknologi seluler menuju jaringan broadband (pita lebar) yang mampy mendeliver data dengan kecapatan hingga 150 Mbps.
Bagi pelanggan seluler, LTE yang menawarkan kecepatan download hingga 150 Mbps dan latensi yang rendah, memungkinkan pelanggan menikmati aneka layanan dengan kecepatan maksimal. LTE, secara teknis, disebut-sebut bakal mempertemukan pelanggan seluler (GSM) dengan CDMA, karena keduanya mengarah kepada LTE untuk teknologi 4G.
Arun sendiri mengungkapkan bahwa berdasarkan survei yang dilakukan Ericsson di Indonesia, negeri ini membutuhkan bandwith yang lebat serta kecepatan yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan seluler. Ia melukiskan penetrasi layanan telekomunikasi di Indonesia mengalami peningkatan signifikan pada periode 2005-2009.
'' Penetrasi mengalami kenaikan tinggi, dari 25 persen tahun 2005 menjadi 60 persen pada tahun 2009,'' ujarnya. Penetrasi telekomunikasi di Indonesia akan terus mengalami peningkatan di masa mendatang.