Ahad 31 May 2015 13:14 WIB

Peneliti Ciptakan Chip dari Bahan Kayu

Peneliti membuat prototipe chip ramah lingkungan dari bahan dasar kayu.
Foto: Sciencealert
Peneliti membuat prototipe chip ramah lingkungan dari bahan dasar kayu.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Peneliti di Amerika Serikat sedang mengembangkan chip semikonduktor dari kayu yang ramah lingkungan. Peneliti akan menggunakan kayu dan hanya menggunakan sedikit tambahan bahan non kayu berukuran mikrometer  untuk membuat chip ini.

Dikutip dari laman Sciencealert, salah seorang anggora tim dari Universitas Wisconsin-Madison, Zhenqiang Ma mengatakan  penggunaan chip ini akan lebih aman. Jika sudah tidak digunakan lagi, chip ini bisa dibuang ke alam dan berfungsi sebagai pupuk.

Saat ini, sekitar 70 persen produk elektronik yang rusak hanya berakhir di tempat sampah. Tahun lalu, limbah elektronik yang ada di seluruh dunia mencapai 41,8 juta ton. Limbah elektronik yang dibuang ini bisa menyebarkan limbah kimia beracun terhadap lingkungan sekitarnya.

Chip ini dilapisi dengan lapisan fleksibel dan biodegradable yang terbuat dari selulosa nanofibril (CNF). Bahan ini bersifat kuat dan transparan. Bahan ini berasal dari kayu ketika dipecah dan diambil seratnya dalam ukuran nanometer.

Ma dan tim nya telah menghabiskan sepuluh tahun untuk melakukan eksperimen ini. Mereka mencari tahu bagaimana mendapatkan permukaan yang biodegradable untuk melapisi chip. Mereka menemukan bahwa CNF menghasilkan kinerja terbaik dibandingkan polimer berbasis minyak bumi yang pernah dicoba.

"Kayu merpakan bahan alami yang bersifat hidroskopis dan bisa menarik kelembaban udara sehingga bisa mengembang atau menyusut," kata Shaqoin Gong, salah seorang anggota tim yang lain.

Tim ini telah mencoba berulang-ulang dan menyimpulkan komposisi ini bisa bekerja dnegan baik setara dengan kemampuan chip yang sudah ada saat ini. Penelitian yang sudah dipublikasikan dalam jurnal Nature Communication ini berharap temuan ini bisa menjadi tawaran yang cukup menarik bagi perusahaan elektronik di masa yang akan datang. Selain bahan yang ramah lingkungan, tim berpendapat biaya porduksi cukup murah dan bisa diimplementasikan oleh dunia industri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement