Selasa 28 May 2024 21:38 WIB

Musim Kemarau Segera tiba, Warga Diimbau Mulai Menampung Air

Waktu transisi hujan ke kemarau berlangsung mulai tanggal 29 Mei hingga 3 Juni 2024.

Warga memasok air bersih dari mobil tangki ke sejumlah ember penampungan di Gampong  Lamcok, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Ahad (12/5/2024). Menurut perangkat desa setempat, sebanyak 23 gampong atau desa di Kecamatan Lhkonga, Kabupaten Aceh Besar membutuhkan air bersih untuk minum, mencuci dan mandi disebabkan berhentinya distribusi air PDAM dan sumur warga mengering dampak kemarau.
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Warga memasok air bersih dari mobil tangki ke sejumlah ember penampungan di Gampong Lamcok, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Ahad (12/5/2024). Menurut perangkat desa setempat, sebanyak 23 gampong atau desa di Kecamatan Lhkonga, Kabupaten Aceh Besar membutuhkan air bersih untuk minum, mencuci dan mandi disebabkan berhentinya distribusi air PDAM dan sumur warga mengering dampak kemarau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan kepada masyarakat dan pemerintah daerah (pemda) di Indonesia untuk memanfaatkan masa transisi dengan menampung air sebanyak-banyaknya sebelum memasuki musim kemarau. Deputi Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Selasa (28/5/2024) mengatakan waktu transisi musim hujan ke kemarau tersebut diprakirakan berlangsung mulai tanggal 29 Mei hingga 3 Juni 2024.

Meski tidak terlalu lama, kata dia, namun analisa tim meteorologi BMKG mendapati pada medio tersebut masih ada aktivitas gelombang ekuatorial rossby yang memicu curah hujan intensitas rendah hingga sedang.

Baca Juga

Analisa BMKG mendapati wilayah yang masih berpotensi hujan itu  meliputi Maluku Utara, Maluku, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, sebagian Papua, dan sebagian Sumatera.

Dengan demikian waktu yang tersisa tersebut, kata dia, harus dimanfaatkan secara optimal untuk menampung air karena setelah itu sudah masuk musim kemarau kering dengan curah hujan yang akan terus berkurang sampai 50 mm per bulan, setidaknya pada awal Juni sampai September 2024.

Bahkan BMKG juga mengingatkan secara khusus upaya memaksimalkan penampungan air atau untuk segera melakukan upaya pengendalian curah hujan ini untuk daerah penghasil pertanian seperti Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Menurut Guswanto, daerah-daerah tersebut saat ini sudah mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) 21-30 hari di tengah potensi hujan yang masih ada. Apalagi, lanjutnya, akan masuk musim kemarau, sehingga pihaknya mengkhawatirkan bila air tidak dikelola dengan baik maka kekeringan akan berdampak pada produktivitas pertanian dan ketahanan pangan nasional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement