REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak pembicaraan dalam beberapa tahun terakhir tentang penurunan jumlah sperma secara global. Penelitian terbaru menemukan bahwa jumlah sperma para pria secara global turun rata-rata 1,2 persen per tahun dari 1973 hingga 2018.
Para ilmuwan mencatat bahwa masalah ini tampaknya semakin buruk. Kini, penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Toxicological Sciences menunjukkan kemungkinan ada penyebab tersembunyi di balik hal ini, yakni mikroplastik.
Dikutip dari laman Yahoo Lifestyle, Rabu (22/5/2024), studi itu menganalisis jaringan postmortem dari 23 testis manusia dan 47 testis anjing dari hewan peliharaan yang telah dikebiri. Peneliti melarutkan sampel jaringan dan menganalisis plastik yang tersisa.
Mereka menemukan bahwa testis manusia memiliki konsentrasi mikroplastik sebesar 330 mikrogram per gram jaringan. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan konsentrasi mikroplastik pada anjing (123 mikrogram per gram jaringan).
Mikroplastik yang paling sering terdeteksi adalah polietilen, yang digunakan dalam botol dan kantong plastik, serta PVC, yang sering ditemukan pada pipa, pelapis dinding, dan peralatan kesehatan. Ini bukan pertama kalinya mikroplastik terdeteksi di testis manusia.
Penelitian kecil lain yang dilakukan pada 2023 menemukan mikroplastik di enam testis manusia, serta di 30 sampel air mani. Namun apa yang melatarbelakangi hal ini, dan bagaimana sebenarnya mikroplastik dapat berdampak pada kesuburan pria?
Sebenarnya, belum diketahui dengan jelas apakah mikroplastik menyebabkan jumlah sperma menurun atau tidak. Terdapat juga beberapa kontroversi mengenai apakah jumlah sperma benar-benar telah menurun karena hal tersebut sulit untuk diukur.
Akan tetapi, beberapa penelitian yang menemukan penurunan jumlah sperma seiring berjalannya waktu adalah studi yang valid. Xiaozhong Yu, salah satu penulis penelitian tentang temuan mikroplastik di testis dan sperma mengatakan ada beberapa faktor di balik rendahnya jumlah sperma.
"Bisa karena perubahan gaya hidup, polusi lingkungan, dan kondisi kesehatan," kata Yu yang merupakan profesor serta spesialis kesehatan lingkungan di Universitas New Mexico.
Selain itu, Yu mengatakan tim peneliti baru dalam tahap awal untuk memahami dampak mikroplastik terhadap kesuburan pria. Mekanisme pastinya belum jelas, meski ada hipotesis bahwa mikroplastik dapat mempengaruhi kesuburan dengan menyebabkan kerusakan fisik pada penghalang darah-testis atau dengan mengganggu fungsi endokrin.
"Mikroplastik mungkin juga membawa bahan kimia berbahaya yang dapat mengganggu keseimbangan hormonal, sehingga berpotensi mempengaruhi produksi dan kualitas sperma," tutur Yu.
Unsur tertentu memengaruhi....