Senin 13 May 2024 14:02 WIB

BMKG Ungkap Pemicu Bencana di Sumbar

Bencana hidrometeorologi di Sumbar dipicu oleh hujan dengan intensitas lebat.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Friska Yolandha
Foto udara kondisi jalan nasional yang putus di kawasan Silaiang, Tanah Datar, Sumatera Barat, Ahad (12/5/2024). Ruas jalan utama Padang - Bukittinggi via Padang Panjang tersebut putus akibat banjir bandang pada Sabtu (11/5) dan arus lalulintas terpaksa dialihkan ke sejumlah jalur alternatif.
Foto: ANTARA FOTO/Beni Wijaya
Foto udara kondisi jalan nasional yang putus di kawasan Silaiang, Tanah Datar, Sumatera Barat, Ahad (12/5/2024). Ruas jalan utama Padang - Bukittinggi via Padang Panjang tersebut putus akibat banjir bandang pada Sabtu (11/5) dan arus lalulintas terpaksa dialihkan ke sejumlah jalur alternatif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan hujan berintensitas lebat memicu terjadinya Bencana hidrometeorologi di Sumatera Barat (Sumbar). BMKG memprediksi sebagian wilayah di Sumbar masih dihantui hujan lebat hingga sepekan ke depan. 

"Bencana hidrometeorologi (banjir, banjir bandang,banjir lahar hujan, dan tanah longsor) yang terjadi di Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang dipicu oleh hujan dengan intensitas lebat," kata Ketua tim kerja prediksi dan peringatan dini cuaca BMKG, Ida Pramuwardani kepada Republika, Senin (13/5/2024).

Baca Juga

Berdasarkan data pos pengamatan hujan pada 11 Mei 2024 di sekitar wilayah Gunung Marapi, BMKG mencatatkan hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat. Stasiun Meteorologi Minangkabau melaporkan curah hujan 138,5 mm/Hari di kabupaten Padang Pariaman, pos hujan Sei Tarab 134,3 mm/hari, pos hujan X Koto Paninjauan kabupaten tanah datar sebesar 85,5 mm per hari.

Ida menyebut kondisi cuaca yang menyebabkan bencana hidrometeorologi tersebut antara lain dipengaruhi adanya sirkulasi siklonik di sekitar perairan barat Aceh sejak beberapa hari terakhir. Kondisi ini menyebabkan terbentuknya belokan angin dan konvergensi di sumatera bagian tengah hingga utara, gelombang atmosfer Equtorial Rossby yang terpantau aktif serta aktifitas konvektif lokal yang kuat menyebabkan penumpukan massa udara serta mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumatera Barat.

"Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan radiosonde tanggal 11 Mei 2024 pukul 12.00 UTC, menunjukkan kelembapan udara cenderung basah (93-100 persen) hingga lapisan 500 mb," ujar Ida.

Kemudian, Ida menyebut prakiraan cuaca di wilayah Sumatra Barat pada periode 13 – 22 Mei 2024 secara umum Berawan-Hujan Ringan. Tapi ada wilayah yang diramalkan mengalami hujan lebat.

"Potensi hujan sedang-lebat terdapat di wilayah Kep. Mentawai, Pasaman Barat, Pasaman, Agam, Bukittinggi, Padang Panjang, Tanah Datar, Lima Puluh Kota, Payakumbuh, Padang Pariaman, Pariaman, Padang, Pesisir Selatan, Solok Selatan, Kab. Solok, Solok, Sawahlunto, Sijunjung, Dharmasraya," ujar Ida.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memantau bencana banjir bandang lahar dingin yang melanda wilayah Sumatra Barat pada Sabtu (11/5) malam. Kejadian ini dipicu hujan dengan intensitas tinggi di wilayah hulu Gunung Marapi. 

BNPB mendapat laporan empat kabupaten terdampak cukup parah akibat kejadian ini yaitu Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Panjang, dan Kabupaten Padang Pariaman.  

"Hingga Minggu (12/5) pukul 21.00 WIB tercatat total korban meninggal dunia akibat bencana ini mencapai 37 orang," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan pers pada Senin (13/5/2024). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement