Jumat 10 May 2024 10:07 WIB

Seberapa Buruk Megakonstelasi Satelit Bagi Astronomi?

Selain keuntungan, megakonstelasi juga akan menimbulkan kerugian besar.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Friska Yolandha
Roket SpaceX Falcon 9, dengan Korea Pathfinder Lunar Orbiter. Selain keuntungan, megakonstelasi juga akan menimbulkan kerugian besar.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama beberapa tahun terakhir, planet kita semakin dikelilingi oleh Starlink, OneWeb, dan satelit-satelit “megakonstelasi” lainnya. Kemunculan megakonstelasi-megakonstelasi tersebut memberikan manfaat yang besar bagi umat manusia. 

Tetapi jika kita menunggu sebentar, menurut pandangan David Koplow, Profesor Hukum Scott K Ginsburg di Georgetown University Law Center di Washington, DC, hal ini juga akan menimbulkan kerugian besar, termasuk beban yang semakin besar pada bidang astronomi. 

Baca Juga

“Kami baru menyadari betapa buruknya gangguan yang terjadi pada teleskop-teleskop berbasis darat dan luar angkasa, dan seiring dengan semakin banyaknya satelit yang melakukan penerbangan, masalahnya akan semakin meningkat,” kata Koplow kepada Inside Outer Space, dilansir Space, Jumat (10/5/2024). 

Kekhawatiran Koplow telah disuarakan dalam beberapa karya ilmiah, yang judulnya menggarisbawahi keraguannya, seperti “Large Constellations of Small Satellites: The Good, the Bad, the Ugly and the Illegal,” serta "Blinded by the Light: Resolving the Conflict Between Satellite Megaconstellations and Astronomy.”

“Sebagian besar dunia berasumsi bahwa hukum internasional yang relevan pada dasarnya mengizinkan perusahaan-perusahaan satelit melakukan apa pun yang mereka inginkan di luar angkasa, sekaligus memaksa observatorium-observatorium untuk beradaptasi sebaik mungkin,” ujar Koplow. 

Tetapi pada kenyataannya, rezim hukum tidak sepihak, menurut Koplow para astronom juga memiliki hak hukum untuk menggunakan ruang secara bebas, dan mereka tidak perlu berdiam diri ketika profesi mereka dirusak.

Koplow menunjukkan bahwa, pada 2019, dunia astronomi optik dan radio berubah secara tiba-tiba dan masif ketika gelombang besar pertama satelit Starlink SpaceX diluncurkan ke orbit rendah Bumi. 

“Terkejut dengan kecerahan yang tiba-tiba dari pesawat ruang angkasa tersebut, dan khawatir dengan prospek penerusnya, observatorium bergegas untuk merespons,” katanya. 

Mereka melakukannya dengan....

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement