Sabtu 04 May 2024 16:38 WIB

Satelit IRCB Ditemukan Kembali Setelah Hilang Selama 25 Tahun

IRCB diluncurkan pada 1974 bersamaan dengan satelit mata-mata besar era Perang Dingin

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Friska Yolandha
Satelit S73-7 Infra-Red Calibration Balloon
Foto: NDTV
Satelit S73-7 Infra-Red Calibration Balloon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angkatan Antariksa Amerika Serikat (USSF) telah menemukan satelit eksperimental kecil yang hilang di orbit selama 25 tahun. Satelit tersebut diberi nama S73-7 Infra-Red Calibration Balloon (IRCB).

IRCB diluncurkan pada 1974 bersamaan dengan satelit mata-mata besar era Perang Dingin. Sayangnya, setelah diterapkan, IRCB tidak berfungsi dan tidak pernah berkembang sesuai ukuran yang diharapkan, sehingga tidak berguna untuk tujuan yang dimaksudkan. 

Baca Juga

Dilansir NDTV, Sabtu (4/5/2024), yang menambah kemalangannya adalah para astronom segera kehilangan jejak satelit yang tidak patuh tersebut. 

Hebatnya, mereka berhasil merelokasi satelit tersebut pada 1990-an, tetapi kemudian hilang lagi. Sekarang, setelah seperempat abad berlalu, pengawas Skuadron Pertahanan Luar Angkasa ke-18 telah melihat IRCB sekali lagi. 

Jonathan McDowell, ahli astrofisika dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian, mengatakan di X (sebelumnya Twitter). 

“Satelit S73-7 telah ditemukan kembali setelah tidak terlacak selama 25 tahun. TLE baru untuk objek 7244 mulai muncul pada 25 April. Selamat kepada analis @18thSDS mana pun yang berhasil melakukan identifikasi,” tulis McDowell. 

Hal ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana satelit ini bisa menghilang dari radar begitu lama.

“Mungkin yang mereka lacak adalah dispenser atau bagian dari balon yang tidak mengembang dengan benar, sehingga bukan logam dan tidak terlihat dengan baik di radar,” kata McDowell kepada Gizmodo. 

Meskipun penemuan kembali ini tidak mempunyai nilai ilmiah, hal ini menyoroti semakin besarnya tantangan dalam melacak objek-objek yang tidak terhitung jumlahnya yang mengorbit Bumi. Insiden ini juga menunjukkan meningkatnya masalah “sampah luar angkasa”, yang mendesak pelacakan dan pengelolaan yang lebih baik di lingkungan kosmik kita yang semakin padat. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement