Sabtu 04 May 2024 14:20 WIB

Video Rencana Pembangunan Pangkalan Bulan China Tuai Kontroversi, Ada Apa?

Video menuai kontroversi karena menampilkan CGI pesawat ulang-alik milik NASA.

China National Space Administration (CNSA) baru saja merilis konsep pembangunan pangkalan bulan mereka melalui sebuah video.
Foto: AP Photo/Andy Wong
China National Space Administration (CNSA) baru saja merilis konsep pembangunan pangkalan bulan mereka melalui sebuah video.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- China National Space Administration (CNSA) baru saja merilis konsep pembangunan pangkalan bulan mereka melalui sebuah video. Akan tetapi, video tersebut justru menuai kontroversi karena memunculkan pesawat ulang-alik NASA.

CNSA mengunggah video kontroversial ini pada Rabu (24/4/2024), sebagai bagian dari perayaan tahunan Space Day di China. Video ini sebenarnya diunggah untuk memperlihatkan rencana hingga konsep pembangunan pangkalan bulan bernama International Lunar Research Station (ILRS) yang akan dibuat oleh China.

Baca Juga

Video ini lalu menuai kontroversi karena menampilkan CGI pesawat ulang-alik milik NASA atau NASA Space Shuttle. Dalam video tersebut, NASA Space Shuttle digambarkan sedang lepas landas dari landasan peluncuran di bulan.

Kemunculan NASA Space Shuttle dalam video ini sebenarnya sangat singkat. Selain itu, NASA Space Shuttle juga terlihat sangat kecil dan diletakkan di bagian belakang sebagai background. Meski begitu, pesawat ulang-alik yang telah dipensiunkan sejak 2011 ini cukup ikonik sehingga mudah dikenali.

Kemunculan NASA Space Shuttle dalam video yang diunggah CNSA menjadi perbincangan hangat karena kedua badan antariksa ini diketahui sedang berasing dalam misi eksplorasi bulan. Selain itu, NASA juga dilarang untuk bekerja sama dengan entitas China dan sudah memiliki program eksplorasi bulannya sendiri, yaitu Program Artemis.

Saat ini, China selaku pemimpin proyek pembangunan ILRS sedang berusaha menarik perhatian partner internasional. Beberapa negara yang sudah memutuskan bergabung dalam proyek ini bersama China adalah Rusia, Venezuela, Pakistan, Azerbaijan, Belarus, Afrika Selatan, Mesir, Thailand, dan Nicaragua.

"Stasiun penelitian bulan internasional akan menyediakan sebuah platform untuk penelitian ilmiah jangka panjang, platform untuk bekerja dan pemukiman, membuka jalan bagi eksplorasi manusia di masa depan ke ruang angkasa yang lebih jauh," jelas Chief Designer Program Eksplorasi Bulan China, Wu Weiren, kepada China Central Television seperti dilansir Space pada Sabtu (4/5/2024).

Wu menambahkan kehadiran ILRS juga akan menjadi reservoar teknologi, material, serta intelektual. Reservoar ini dapat membantu mempersiapkan manusia untuk melakukan misi eksplorasi ke mars dan ke destinasi luar angkasa lain.

Menurut Wu, ILRS akan dibangun dalam dua fase. Fase pertama bertujuan untuk membangun fasilitas ilmiah yang komprehensif dengan fungsi dasar serta elemen-elemen penunjang esensial. Pembangunan yang akan dilakukan di area kutub selatan bulan ini diprediksi akan terwujud pada 2035. Sedangkan fase kedua akan dilakukan untuk membangun fasilitas yang lebih lengkap dan stabil pada 2045.

Selain ILRS, China juga sedang membangun roket-roket besar yang bisa digunakan berulang. Roket-roket ini dibangun untuk membantu menunjang misi eksplorasi bulan.

Di sisi lain, Space Day merupakan sebuah perayaan tahunan yang dirayakan setiap 24 April, sejak 2016. Perayaan Space Day dibuat untuk memperingati peluncuran satelit pertama China, Dongfanghong-1, ke luar angkasa pada 1970. Hari istimewa ini juga diperingati untuk menandai ambisi serta penghargaan besar China untuk luar angkasa. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement