REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas hidup warganya melalui berbagai inisiatif dan kerjasama yang mendukung inovasi dan kesejahteraan sosial. Sebagai salah satu negara dengan populasi yang terus bertambah, fokus pada peningkatan layanan sosial, khususnya bagi kelompok rentan seperti lansia, menjadi prioritas. Dalam rangka ini, berbagai lembaga pemerintah dan swasta berkolaborasi untuk menciptakan solusi yang sustainable dan efektif.
Dalam langkah menuju inovasi dan kesejahteraan sosial, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bekerjasama dengan PT. Cartenz Technology Indonesia untuk mengembangkan Sistem Informasi Lansia Indonesia (Silani). Inisiatif ini merupakan bagian dari bantuan teknis TA 9928, yang ditujukan untuk mengembangkan sistem dan layanan perawatan jangka panjang berbasis komunitas yang inovatif, dengan dukungan finansial yang besar dari Japan Fund for Prosperous and Resilient Asia and the Pacific (JFPR) dan tambahan dari Asian Development Bank’s (ADB) Technical Assistance Special Fund (TASF 6) serta High-Level Technology Fund. Sistem ini diharapkan dapat melangkah lebih jauh dalam mewujudkan visinya untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi populasi lansia di negara ini.
Proyek pilot Silani yang sedang berlangsung di Yogyakarta dan Bali, mencakup pengembangan pusat perawatan komunitas, sistem manajemen kasus, serta pembangunan kapasitas bagi staf kesehatan dan berbagai pemangku kepentingan lainnya. Menggarisbawahi komitmen terhadap peningkatan kualitas hidup lansia di Indonesia, Silani berupaya merancang dan mengimplementasikan model layanan yang berkelanjutan, terjangkau, dan responsif terhadap kebutuhan lansia.
Platform Siyasa+, yang menjadi jembatan penghubung antara PT Cartenz Technology Indonesia dan PT BPRS Mulia Berkah Abadi, memainkan peran kunci dalam memfasilitasi pendanaan program ini. Siyasa+ telah dikenal sebagai platform spesialis dalam menghubungkan lembaga keuangan syariah dengan penyedia pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik. "Dengan dibantu dari segi dana melalui Siyasa+, aktivitas tim dapat fokus kepada proyek dan inovasi. Harapannya dapat menjadi lebih produktif dan fokus pada apa yang mau dicapai dan diciptakan pada proyek," kata Lead Project Fajar, dikutip pada Selasa (30/4/2024).
Melalui kerjasama strategis ini, Siyasa+ bisa mendemonstrasikan solusi pendanaan yang efisien dan transparan untuk proyek-proyek yang berdampak sosial tinggi seperti Silani. Kehadiran Siyasa+ sebagai mediator pendanaan menandai era baru dalam pengelolaan dana proyek pemerintah, di mana transparansi, akuntabilitas, dan dampak sosial menjadi prioritas utama. Untuk informasi lebih lanjut mengenai platform Siyasa+ dan bagaimana ia membantu menghubungkan pendanaan untuk proyek-proyek pemerintah dapat mengunjungi website resminya.