Selasa 23 Apr 2024 13:15 WIB

Voyager 1 NASA Akhirnya Mengontak ke Bumi Setelah Lima Bulan tidak Ada Komunikasi 

Voyager 1 menjadi objek buatan manusia pertama yang meninggalkan tata surya.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Friska Yolandha
Voyager 1. Penjelajah antarbintang NASA, Voyager 1, akhirnya kembali berkomunikasi dengan pengendali darat dengan cara yang dapat dimengerti.
Foto: nasa
Voyager 1. Penjelajah antarbintang NASA, Voyager 1, akhirnya kembali berkomunikasi dengan pengendali darat dengan cara yang dapat dimengerti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjelajah antarbintang NASA, Voyager 1, akhirnya kembali berkomunikasi dengan pengendali darat dengan cara yang dapat dimengerti. Pada Sabtu (20/4/2024), Voyager 1 memperbarui kendali darat tentang status kesehatannya untuk pertama kalinya dalam lima bulan. 

Meskipun pesawat ruang angkasa Voyager 1 masih belum mengirimkan data sains yang valid kembali ke Bumi, dilansir Space, Selasa (23/4/2024), pesawat ruang angkasa tersebut kini mengembalikan informasi yang dapat digunakan tentang kesehatan dan status pengoperasian sistem-sistem rekayasa yang ada di dalamnya. 

Baca Juga

Selama 35 tahun setelah diluncurkan pada 1977, Voyager 1 menjadi objek buatan manusia pertama yang meninggalkan tata surya dan memasuki ruang antarbintang. Ia diikuti oleh Voyager 2, enam tahun kemudian pada 2018. Untungnya, Voyager 2 masih beroperasi dan berkomunikasi dengan baik dengan Bumi. 

Kedua pesawat luar angkasa tersebut tetap menjadi satu-satunya objek buatan manusia yang menjelajahi luar angkasa di luar pengaruh matahari. Namun, pada 14 November 2023, setelah 11 tahun menjelajahi ruang antarbintang dan berada pada jarak 15 miliar mil (24 miliar kilometer) dari Bumi, kode biner Voyager 1 tidak lagi masuk akal. Kode biner Voyager 1 adalah bahasa komputer yang terdiri dari angka nol dan satu yang digunakannya untuk berkomunikasi tim penerbangannya di NASA. 

Pada Maret, tim operasi Voyager 1 NASA mengirimkan “poke” digital ke pesawat ruang angkasa, mendorong subsistem data penerbangan (FDS) untuk mengirimkan pembacaan memori penuh ke Bumi. 

Tumpukan memori ini mengungkapkan kepada para ilmuwan dan insinyur bahwa “kesalahan” tersebut adalah hasil dari kode rusak yang terdapat pada satu chip yang mewakili sekitar tiga persen dari memori FDS. Hilangnya kode ini membuat data sains dan teknik Voyager 1 tidak dapat digunakan. 

Tim NASA tentu saja tidak dapat memperbaiki atau mengganti chip ini secara fisik, tetapi yang dapat mereka lakukan adalah menempatkan kode yang terpengaruh dari jarak jauh di tempat lain di memori FDS. Meskipun tidak ada satu bagian pun dari memori yang cukup besar untuk menampung kode ini secara keseluruhan, tim dapat membaginya menjadi beberapa bagian dan menyimpan potongan ini secara terpisah. 

Untuk melakukan hal ini, mereka juga harus menyesuaikan bagian penyimpanan yang relevan untuk memastikan penambahan kode yang rusak ini tidak akan menyebabkan area-area  tersebut berhenti beroperasi secara terpisah atau bekerja sama secara keseluruhan. Selain itu, staf NASA juga harus memastikan setiap referensi ke lokasi kode yang rusak diperbarui. 

Pada 18 April 2024, Tim mulai mengirimkan kode ke lokasi barunya di memori FDS. Ini adalah proses yang sangat melelahkan, karena sinyal radio memerlukan waktu 22,5 jam untuk menempuh jarak antara Bumi dan Voyager 1, dan kemudian diperlukan waktu 22,5 jam lagi untuk mendapatkan sinyal kembali dari pesawat.

Namun, pada Sabtu (20/4/2024), tim mengonfirmasi bahwa modifikasi mereka berhasil. Untuk pertama kalinya dalam lima bulan, para ilmuwan dapat berkomunikasi dengan Voyager 1 dan memeriksa kesehatannya. Selama beberapa pekan ke depan, tim akan berupaya menyesuaikan perangkat lunak FDS lainnya dan bertujuan memulihkan wilayah-wilayah sistem yang bertanggung jawab untuk mengemas dan mengembalikan data sains penting dari luar batas tata surya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement