Kamis 04 Apr 2024 20:30 WIB

Studi: Manusia Lebih Sering Tularkan Virus ke Hewan

Hewan yang paling terdampak oleh anthroponosis adalah peliharaan seperti kucing.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolandha
Pekerja mengajak kucing bermain di jasa penitipan hewan, Jakarta, Kamis (4/4/2024). Menurut sebuah studi terbaru, manusia dua kali lebih sering menularkan virus kepada hewan dibandingkan sebaliknya.
Foto:

Baik manusia maupun hewan dapat menjadi "rumah" bagi banyak mikroba yang bisa melompat atau berpindah ke spesies lain melalui kontak erat. Studi ini semakin memperkuat bukti bahwa transmisi virus bisa melibatkan semua kelompok vertebrata, mulai dari mamalia, unggas, reptil, amfibi, hingga ikan.

"Virus-virus bisa berpindah antarspesies melalui beberapa mode transmisi yang sama seperti pada manusia, termasuk melalui kontak erat dengan cairan tubuh yang terinfeksi, atau melalui gigitan dari spesies lain," jelas Tan.

Namun sebelum virus bisa melompat ke spesies lain, virus tersebut harus memiliki penunjang yang memungkinkan mereka untuk memasuki sel-sel dalam tubuh spesies yang mereka serang. Yang tak kalah menarik, banyak transmisi virus antarspesies yang terjadi secara tak beraturan.

"Pada sebagian besar kasus, infeksi tersebut tidak berkembang karena virus (yang berpindah spesies) tak bisa beradaptasi, sehingga tidak ada transmisi lebih lanjut dari inang yang baru tersebut," ungkap Tan.

Namun dalam sebagian kasus, virus bisa bertahan dan beradaptasi di tubuh spesies baru yang mereka infeksi. Hal ini memungkinkan virus-virus tersebut untuk mulai bersirkulasi dan menyebabkan wabah, epidemi, hingga pandemi, atau bahkan menjadi patogen endemik di suatu wilayah.

Penyakit Zoonosis dan Manusia

Selama ribuan tahun, ada beragam pandemi yang muncul dan merenggut jutaan nyawa manusia. Pandemi-pandemi ini bisa disebabkan oleh virus, bakteri, hingga jamur yang berpindah dari hewan ke manusia.

Hingga saat ini, penyakit zoonosis masih menjadi kekhawatiran bagi kesehatan masyarakat. Terlebih, sebagian besar patogen yang mengancam kesehatan manusia saat ini merupakan patogen yang di masa lalu berasal dari hewan.

Direktur UCL Genetics Institute sekaligus peneliti Francois Balloux menyatakan bahwa ancaman terbesar saat ini bagi manusia adalah flu burung H5N1. Virus yang bersirkulasi di burung-burung liar ini dinilai menjadi ancaman besar karena populasi spesies-spesies inangnya tak memiliki imunitas bawaan terhadap penyakit flu burung tersebut.

Pandemi Covid-19 juga merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Virus ini diyakini berpindah dari kelelawar ke manusia dan menyebabkan manusia yang terinfeksi terkena Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement