REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- SpaceX akan berupaya meningkatkan frekuensi uji penerbangan roket Starship yang terintegrasi penuh sepanjang tahun ini, demikian kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan yang disampaikan Kamis (14/3/2024).
“Sementara tim kami meninjau data yang dikumpulkan dari penerbangan ini, Starship, serta wahana Super Heavy sedang mempersiapkan penerbangan mendatang seiring kami berupaya meningkatkan irama peluncuran kami sepanjang tahun,” kata perusahaan itu.
Pada Kamis, SpaceX melakukan uji terbang ketiga roket Starship Super Heavy yang mencapai orbit untuk pertama kalinya sebelum terbakar saat mencoba masuk kembali untuk pendaratan terjadwal di Samudera Hindia. Setelah pemisahan tahap panas, mesin pendorong Super Heavy, yang dirancang untuk dapat digunakan kembali, berhasil melakukan manuver flip dan boostback burn untuk kembali ke bumi tetapi meledak sendiri sekitar 462 meter di atas Teluk Meksiko. Uji terbang ketiga berlangsung sekitar 50 menit.
Starship merupakan inti dari upaya SpaceX untuk mengembangkan sistem transportasi yang sepenuhnya dapat digunakan kembali dan dirancang untuk membawa manusia ke Bulan dan penerbangan jangka panjang ke Mars dan sekitarnya. Sistem tersebut juga dirancang untuk pengisian bahan bakar di luar angkasa dan kemampuan untuk mendarat di tujuan di tata surya dan kembali ke Bumi.
Dilansir laman Sputnik, SpaceX melakukan uji terbang pertama roket Starship dan Super Heavy yang terintegrasi penuh pada April tahun lalu, namun wahana itu meledak setelah lepas landas dari landasan peluncuran di Starbase milik SpaceX di Boca Chica, Texas Selatan. Saat uji terbang kedua pada November tahun lalu, Starship lepas landas dari landasan peluncuran, tetapi meledak beberapa menit setelah peluncuran.