REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Google membatasi chatbot AI Gemini untuk menjawab pertanyaan tentang pemilu global yang akan diadakan tahun ini. Hal itu diungkapkan oleh perusahaan milik Alphabet, pada Selasa (12/3/2024), untuk menghindari potensi kesalahan langkah dalam penerapan teknologi tersebut.
Pembaruan ini terjadi pada saat kemajuan dalam AI generatif, termasuk pembuatan gambar dan video, telah meningkatkan kekhawatiran akan misinformasi dan berita palsu di kalangan masyarakat. Sehingga mendorong pemerintah untuk mengatur teknologi tersebut.
Melansir Reuters, saat ditanya tentang pemilu presiden AS mendatang antara Joe Biden dan Donald Trump, Gemini memberi respon tidak tahu. “Saya masih belajar bagaimana menjawab pertanyaan tersebut. Sementara itu, cobalah Google Penelusuran,” kata chatbot AI tersebut.
Google telah mengumumkan pembatasan di AS pada Desember 2023 lalu, dan mengatakan bahwa pembatasan itu akan berlaku menjelang pemilu. “Sebagai persiapan menghadapi banyak pemilu yang diadakan di seluruh dunia pada 2024 dan karena sangat berhati-hati, kami membatasi jenis pertanyaan terkait pemilu yang akan ditanggapi oleh Gemini,” kata juru bicara perusahaan pada Selasa.
Selain di Amerika Serikat, pemilu nasional juga akan diadakan di beberapa negara besar termasuk Afrika Selatan dan India, negara demokrasi terbesar di dunia. India telah meminta perusahaan teknologi untuk meminta persetujuan pemerintah sebelum perangkat AI yang ‘tidak dapat diandalkan’ atau sedang diuji coba dirilis ke publik, untuk memberi label pada perangkat tersebut karena berpotensi memberikan jawaban yang salah.
Produk AI Google berada di bawah pemindai setelah ketidakakuratan dalam beberapa penggambaran sejarah orang yang dibuat oleh Gemini, memaksanya untuk menghentikan sementara fitur pembuatan gambar chatbot akhir bulan lalu. CEO Sundar Pichai mengatakan perusahaan sedang berupaya memperbaiki masalah tersebut dan menyebut tanggapan chatbot bias dan sama sekali tidak dapat diterima.
Meta Platforms, induk Facebook, mengatakan bulan lalu bahwa mereka akan membentuk tim untuk mengatasi disinformasi dan penyalahgunaan AI generatif menjelang pemilihan Parlemen Eropa pada Juni 2024.