Lumba-lumba Irrawaddy mampu menyemprotkan aliran air yang tingginya bisa mencapai 1,5 meter; perilaku berbeda dikenal dengan menggiring ikan ke area umum untuk berburu. Mereka juga adalah perenang lambat, namun kecepatan berenang 20-25 kpj dilaporkan ketika lumba-lumba dikejar dengan perahu.

Ia muncul ke permukaan dengan cara berguling dan mengangkat ekornya keluar dari air hanya untuk menyelam lebih dalam. Waktu penyelaman dalam berkisar antara 30-150 detik hingga 12 menit. 

Habitat dan subpopulasi pesut

Meski terkadang disebut lumba-lumba sungai Irrawaddy, ia bukanlah lumba-lumba sungai sebenarnya, melainkan lumba-lumba samudra yang hidup di air payau dekat pantai, muara-muara sungai, dan di muara. Ia telah membentuk subpopulasi di sungai air tawar, termasuk Sungai Gangga dan Mekong, serta Sungai Irrawaddy yang menjadi asal muasal namanya.

Jangkauannya terbentang dari Teluk Benggala hingga New Guinea dan Filipina meskipun tampaknya mereka tidak menjelajah lepas pantai. Ia sering terlihat di muara dan teluk di Pulau Kalimantan, dengan penampakan dari Sandakan di Sabah, Malaysia, hingga sebagian besar wilayah Brunei dan Sarawak, Malaysia. Spesimen dikumpulkan di Sungai Mahakam di Kalimantan Timur. 

Belum ada survei skala besar yang dilakukan terhadap spesies rentan ini; namun, populasi dunia tampaknya berjumlah lebih dari 7.000 jiwa, dan lebih dari 90 persen berada di Bangladesh. Populasi di luar Bangladesh dan India diklasifikasikan sebagai sangat terancam punah. 

Beberapa upaya nasional berhasil mengurangi ancaman terhadap subpopulasi lumba-lumba Irrawaddy lokal. Di negara Indonesia, yaitu di Kalimantan Timur, Taman Nasional Semayang diusulkan sebagai suaka lumba-lumba Irrawaddy. Para pegiat konservasi lokal juga mendesak perlindungan danau dan daerah aliran sungainya, Hutan Berambai. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika