Rabu 21 Feb 2024 09:26 WIB

Dukung Ketahanan Digital Nasional, Satelit Merah Putih 2 Sukses Diluncurkan

Satelit Merah Putih 2 membawa transponder aktif frekuensi C-band dan Ku-band. 

Roket Falcon 9 yang meluncur dari Cape Canaveral Florida sebagai wahana yang mengantarkan Satelit Merah Putih 2 menuju orbit, Selasa (20/2) waktu setempat.
Foto: dok SpaceX
Roket Falcon 9 yang meluncur dari Cape Canaveral Florida sebagai wahana yang mengantarkan Satelit Merah Putih 2 menuju orbit, Selasa (20/2) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, Florida -- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) bersama anak usahanya, Telkomsat sukses meluncurkan Satelit Merah Putih 2 langsung dari Cape Canaveral, Florida pada Selasa (20/2/2024) pukul 15.11 waktu setempat atau Rabu (21/2) pukul 03.11 Waktu Indonesia Barat (WIB). 

Satelit Merah Putih 2 merupakan satelit ke-11 sekaligus satelit pertama TelkomGroup yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) atau yang juga dikenal dengan broadband satelit.  Satelit ini diluncurkan dengan roket Falcon 9 dan akan menempati slot orbit 113 derajat Bujur Timur (113 BT).

Baca Juga

Alhamdulillah, Satelit Merah Putih 2 telah berhasil diluncurkan hari ini dengan lancar. Ini merupakan milestone penting bagi TelkomGroup khususnya dalam mendukung terwujudnya pemerataan akses konektivitas di seluruh Indonesia bahkan di daerah 3T (terluar, tertinggal, terjauh),” ujar Direktur Utama Utama Telkom, Ririek Adriansyah, dalam update media yang digelar secara daring, Rabu, (21/2/2024). 

Keberadaan Satelit Merah Putih 2 ini, lanjut Ririek, juga menjadi fondasi yang memperkuat portofolio bisnis satelit TelkomGroup yang dijalankan Telkomsat. Dengan kapasitas hingga 32Gbps, Satelit Merah Putih 2 membawa transponder aktif frekuensi C-band dan Ku-band, yang akan menjangkau seluruh area Indonesia. 

Sebagai negara di kawasan khatulistiwa yang memiliki curah hujan tinggi, satelit ini diharapkan dapat menjadi satelit HTS atau broadband satellite paling andal di Indonesia. Hal ini dikarenakan kombinasi kedua frekuensi yang dimiliki di mana frekuensi C-Band adalah frekuensi yang memiliki performa paling baik terhadap curah hujan.

Satelit ini menggunakan platform Spacebus 4000B2 dengan usia desain 15 tahun yang dipabrikasi oleh Thales Alenia Space sebagai kontraktor utama. Selain itu, perusahaan manufaktur satelit kenamaan Perancis tersebut juga bertanggung jawab terhadap fase launch and early orbit phase (LEOP), yaitu fase awal satelit selepas dari roket peluncur hingga mencapai slot orbit yang diinginkan di 113 BT dan pada fase in-orbit tests (IOT), yaitu fase pengujian performa satelit saat sudah berada di slot orbitnya. 

Untuk kendaraan peluncur satelit, Telkomsat bekerjasama dengan SpaceX untuk meluncurkan satelit dari bumi menuju ke ketinggian yang ditentukan, menggunakan roket Falcon 9. Telkomsat juga menggandeng Jasindo untuk menjamin risiko satelit serta Telesat sebagai konsultan Telkomsat dalam pengadaan dan manufaktur satelit.

Direktur Wholesale & International Service Telkom, Bogi Witjaksono mengatakan, setidaknya ada tiga misi yang ingin dibawa Satelit Merah Putih 2, yakni meningkatkan ketahanan infrastuktur digital nasional untuk mendukung pemerataan konektivitas di seluruh Indonesia, mengamankan dan mempertahankan slot orbit Indonesia di 113 BT, serta memperkuat portofolio bisnis satelit melalui peningkatan kapasitas internal dari 10 Gbps (Satelit Telkom 3S dan Satelit Merah Putih) menjadi 42.4 Gbps.

Lebih lanjut Direktur Utama Telkomsat,  Lukman Hakim Abd Rauf, menambahkan, teknologi HTS merupakan teknologi dengan desain cakupan area di bumi yang berukuran kecil namun banyak (multi-spots beam). Sehingga mampu menghasilkan kekuatan pancar satelit yang besar di suatu area yang dilingkupi beam tersebut. 

Kekuatan pancar satelit ini identik dengan besaran data yang mampu dikirim satelit ke lokasi tersebut. “Satelit broadband ini memungkinkan sumber daya frekuensi yang dapat digunakan berulang (frequency reuseable), sehingga hal ini berpotensi untuk menaikkan jumlah kapasitas yang dimiliki satelit HTS,” jelas Lukman.

Satelit Merah Putih 2 direncanakan akan siap beroperasi pada April 2024 dan akan dimanfaatkan untuk membantu pemerataan digital di Indonesia melalui penyediaan layanan backhaul berbasis satelit, mengembangkan bisnis maritim di Indonesia, dan mendukung kedaulatan data dengan mengurangi kebergantungan kapasitas satelit asing.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement