Sabtu 10 Feb 2024 15:44 WIB

Ilmuwan Duga Ada Teks Tersembunyi tentang Astronomi di Buku Era Renaisans

Buku itu menunjukkan betapa cepatnya ilmu astronomi berubah pada zaman Renaissance.

Rep: Shelbi Asrianti / Red: Friska Yolandha
Sebuah teks astronomi awal, yang ditulis oleh Copernicus dan diterbitkan pada tahun 1543, mendalilkan bahwa matahari adalah pusat alam semesta.
Foto: Carlos Ortiz /RIT
Sebuah teks astronomi awal, yang ditulis oleh Copernicus dan diterbitkan pada tahun 1543, mendalilkan bahwa matahari adalah pusat alam semesta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah buku kuno tentang astronomi dari era Renaisans menunjukkan tanda-tanda mengejutkan setelah dicermati lebih lanjut. Menurut para ilmuwan, buku itu diduga memuat teks tersembunyi mengenai risalah astronomi yang belum diketahui sebelumnya.

Dikutip dari laman Space, Jumat (9/2/2024), buku astronomi tersebut baru disumbangkan ke Rochester Institute of Technology (RIT), yang terletak di New York, Amerika Serikat. Ada prediksi kuat bahwa itu adalah karya palimpsest.

Baca Juga

Istilah palimpsest merujuk pada sebuah karya yang ditulis di atas materi sebelumnya. Biasanya, naskah itu ditulis menggunakan perkamen khusus yang memungkinkan tulisan aslinya yang dihapus sebagian atau seluruhnya "ditumpuk" dengan tulisan lain.

Vellum atau perkamen halus yang terbuat dari kulit binatang merupakan bahan baku tulisan yang mahal pada zaman Renaisans. Terkadang, perkamen sengaja digunakan kembali untuk menghemat uang. Para ahli astronomi menduga ada teks lebih tua yang tersembunyi di bawah kata-kata di buku.

Buku sumbangan tersebut merupakan versi abad ke-15 dari karya astronom sekaligus biksu abad ke-13 Johannes de Sacrobosco. Disampaikan pejabat universitas, mahasiswa sains pencitraan di RIT akan mencoba menguraikan kata-kata yang terhapus.

Selain buku itu, ada satu buku kuno lain yang disumbangkan pada saat bersamaan. Buku lainnya tersebut merupakan karya terkenal astronom Polandia, Nicolaus Copernicus, dari tahun 1543. Dalam karya itu, Copernicus menunjukkan melalui bukti matematis dan pengamatan langit bahwa Matahari adalah pusat tata surya, bukan Bumi.

Pandangannya itu sangat visioner sebab dicetuskan beberapa generasi sebelum teleskop ditemukan pada awal abad ke-17. Copernicus juga menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat seluruh alam semesta, yang kemudian dibantah seiring dengan kemajuan teknologi dan perhitungan matematis.

Donatur kedua buku itu bernama Irene Conley, saudari dari mendiang alumnus RIT di Inggris, Martin Harris, yang berkuliah pada pertengahan 1960an. Conley dan keluarganya setuju bahwa teks-teks berharga itu sebaiknya disimpan di tempat yang bisa membuatnya dapat dipelajari dan digunakan secara aktif, daripada dijual ke kolektor pribadi.

"Ketika buku-buku tersebut tiba di RIT, saya sangat senang mengetahui bahwa para siswa dengan hati-hati membukanya dan berencana menggunakannya untuk pekerjaan dan penelitian tingkat lanjut," ujar Conley.

Buku tersebut menunjukkan....

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement