REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taksi udara empat penumpang yang bisa lepas landas dan mendarat secara vertikal dijadwalkan akan memasuki pasar pada tahun 2028. Taksi ini dikenal sebagai kendaraan listrik lepas landas dan mendarat vertikal (eVTOL).
Dilansir Space, Jumat (26/1/2024), taksi udara SA-2 dibuat oleh anak perusahaan Hyundai, Supernal, dan akan memulai uji penerbangan akhir tahun ini. Kabar tersebut diumumkan oleh perwakilan perusahaan pada 9 Januari di CES 2024.
Beberapa pabrikan telah membuat eVTOL yang berfungsi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk NeXt dari Boeing, CityAirbus, NextGen dari Airbus, dan eVTOL vol.2 dari Honda. Simay Akar, anggota senior Institute of Electrical and Electronics Engineers dan CEO Serta pendiri AK Energy Consulting mengatakan kepada Livescience, kendaraan-kendaraan ini mengandalkan propulsi listrik terdistribusi (DEP) untuk terbang, yang didefinisikan sebagai penyebaran beberapa motor listrik dan baling-baling di seluruh badan pesawat.
Demikian pula, taksi udara Supernal lepas landas menggunakan delapan rotor yang dapat dimiringkan dan didistribusikan ke seluruh tubuhnya, yang menghasilkan daya dorong yang cukup untuk terbang.
“Meskipun eVTOL bertenaga DEP mungkin memerlukan waktu untuk menjadi hal yang umum, mereka pasti akan memainkan peran besar di masa depan mobilitas udara perkotaan,” kata Akar.
Akar menambahkan, namun beberapa hal termasuk kerangka hukum dan teknologi yang lebih baik, perlu dilakukan sebelum hal itu terjadi. SA-2 dirancang untuk melaju dengan kecepatan 193 km/jam) pada ketinggian hingga 457 meter) dan dapat menyelesaikan perjalanan antara 40 hingga 64 kilometer.
Kendaraan tersebut akan mengeluarkan kebisingan suara 65 desibel saat lepas landas dan mendarat, sementara tingkat kebisingan di tengah penerbangan akan mencapai maksimal 45 desibel. Menurut Administrasi Penerbangan Federal (FAA), jumlah desibel itu menjadikannya lebih senyap dibandingkan helikopter, yang menghasilkan kebisingan antara 93 desibel dan 108 desibel.
Hyundai sebelumnya memamerkan versi sebelumnya dari kendaraan ini pada tahun 2020. Perusahaan mengatakan pihaknya berencana untuk memulai uji penerbangan pada tahun 2023, menurut Future Flight, tetapi rencana tersebut tidak berhasil. Sebab awalnya melibatkan kerja sama dengan Uber, yang menjual divisi taksi udaranya pada tahun 2020.
Supernal sekarang berencana melakukan uji penerbangan akhir tahun ini. Perusahaan juga berencana untuk mengajukan permohonan-permohonan awal ke FAA tahun ini, sebelum meminta sertifikat kelaikan udara khusus pada tahun 2025. Pengujian lebih lanjut akan dimulai pada tahun 2027.
Hyundai masih menargetkan tanggal peluncuran pada tahun 2028 untuk produksi taksi-taksi udaranya, tetapi keberhasilan metode transportasi umum ini bergantung pada status hukum eVTOL. Akar juga mengatakan kepada Livescience bahwa adopsi eVTOL secara luas bergantung pada beberapa teknologi termasuk kepadatan energi baterai, efisiensi motor dan elektronika daya, manajemen termal, dan manajemen berat.
Badan legislatif di seluruh dunia saat ini sedang mempertimbangkan masalah keselamatan dan lalu lintas udara. Namun, pada Agustus 2023, Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa merilis serangkaian aturan yang diusulkan untuk mengoperasikan eVTOL dengan aman di Eropa, dan industri tersebut berupaya meluncurkan layanan eVTOL tepat pada waktunya untuk Olimpiade 2024 di Paris, Prancis.
Pada Juni 2023, FAA menyelesaikan peraturan baru yang akan membantu membuka jalan bagi layanan taksi udara komersial di tahun-tahun mendatang. Ketentuan-ketentuan tersebut antara lain kualifikasi yang harus dimiliki pilot, persyaratan operasional pesawat, proses penerimaan sertifikat tipe, dan bidang-bidang lainnya. Pada Juli 2023, FAA juga menerbitkan rencana implementasinya untuk memperkenalkan layanan taksi udara di seluruh Amerika Serikat, menargetkan tahun 2028 ketika penerbangan-penerbangan komersial akan dimulai, berdasarkan inisiatif Innovate28.