Kamis 25 Jan 2024 18:32 WIB

Ramai Dibicarakan, Apa Itu Baterai LFP?

Baterai LFP sudah menjadi sumber daya sebagian besar kendaraan listrik di pasar China

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani  / Red: Friska Yolandha
Baterai Lithium Iron Phosphate (juga dikenal sebagai LFP atau LiFePO4) ramai dibicarakan usai debat calon wakil presiden, beberapa waktu lalu.
Foto: BYD
Baterai Lithium Iron Phosphate (juga dikenal sebagai LFP atau LiFePO4) ramai dibicarakan usai debat calon wakil presiden, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baterai Lithium Iron Phosphate (juga dikenal sebagai LFP atau LiFePO4) ramai dibicarakan usai debat calon wakil presiden, beberapa waktu lalu. Ini adalah jenis baterai lithium-ion yang dikenal dengan fitur keselamatan tambahan, kepadatan energi tinggi, dan masa pakai yang lebih lama. 

Dilansir EcoFlow, Kamis (25/1/2024), baterai ini pertama kali digunakan secara komersial secara luas pada tahun 1990-an. Sejak saat itu, harga sudah cukup turun sehingga rata-rata konsumen dapat menggunakan teknologi ini di sebagian besar perangkat bertenaga baterai mereka. 

Baca Juga

Baterai LFP tidak terlalu rentan terhadap kebakaran dan pelepasan panas jika dibandingkan dengan baterai-baterai Li-ion. Tidak seperti litium-ion, baterai LFP juga bebas dari sumber nikel dan kobalt yang tidak etis, menjadikannya pilihan utama untuk banyak aplikasi-aplikasi penyimpanan energi. 

Baterai LFP memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihannya adalah peningkatan keamanan, umur lebih panjang, kepadatan energi tinggi, kisaran suhu optimal yang luas, dan kompatibel dengan pengisian tenaga surya. Sementara itu, kekurangannya adalah biaya awal lebih tinggi, efisiensi lebih rendah pada suhu ekstrim, dan tegangan lebih rendah. 

Baterai LFP sudah menjadi sumber daya sebagian besar kendaraan listrik di pasar China. Namun baterai tersebut baru mulai membuat terobosan di Amerika Utara. 

Dilansir Forbes, hampir semua kendaraan listrik yang dijual di Amerika Utara menggunakan baterai-baterai lithium ion dengan katoda yang terdiri dari beberapa variasi bahan kimia nikel-kobalt. Baterai-baterai ini menawarkan kombinasi terbaik dalam hal jangkauan, daya, dan ukuran, namun harganya mahal. 

Harga nikel dan kobalt saat ini lebih dari dua kali lipat harga pada tahun 2021 menyusul lonjakan harga besar-besar setelah invasi Rusia ke Ukraina dan peningkatan permintaan kendaraan listrik. Bahan kimia nikel-kobalt juga agak rentan terhadap pelepasan panas jika rusak secara fisik atau memiliki cacat produksi yang menyebabkan enam penarikan berbeda dalam tiga tahun terakhir termasuk Chevrolet Bolt. 

Thermal runaway disebabkan oleh adanya oksigen dalam campuran nikel-kobalt yang dilepaskan ketika sel mengalami korsleting internal dan memanas. Karena kebakaran memerlukan bahan bakar, oksigen, dan sumber penyulut, merampas sumber api tersebut akan memadamkannya. 

Memadamkan api dengan air atau busa dirancang untuk membuat api kekurangan oksigen dan memadamkannya. Namun, begitu kebakaran terjadi pada baterai nikel-kobalt, ia menghasilkan oksigen sendiri sehingga kebakaran ini sangat sulit dipadamkan.

Baterai LFP tidak mengandung....

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement