REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- TikTok menjadi salah satu perusahaan terbaru yang melakukan PHK di industri teknologi selama setahun terakhir. Perwakilan dari platform video pendek tersebut mengatakan kepada NPR bahwa perusahaan telah memberhentikan sekitar 60 karyawan.
Hal itu sebagian besar dari divisi penjualan dan periklanan di berbagai kantornya di AS, seperti Los Angeles, New York, Austin dan lainnya. Perwakilan perusahaan mengatakan ahwa PHK adalah bagian dari reorganisasi rutin. Namun menurut NPR, perusahaan memutuskan melakukan PHK untuk memangkas biaya.
ByteDance, perusahaan induk TikTok, dilaporkan memangkas ratusan pekerjaan di pengembang Marvel Snap, Nuverse, tahun lalu. Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, TikTok sendiri sempat melakukan PHK pada pertengahan tahun 2022 karena upaya restrukturisasi global.
Kemudian pada awal 2023, perusahaan melepas staf rekrutmennya di Dublin. Putaran ini hanya berdampak pada sebagian kecil dari tenaga kerja global ByteDance yang berjumlah sekitar 150 ribu orang. "Tetapi seperti dicatat oleh NPR, hal ini merupakan tanda kesulitan dalam industri teknologi," demikian laporan seperti dilansir dari Engadget, Selasa (23/1/2024).
CEO Google Sundar Pichai baru-baru ini mengatakan kepada karyawannya untuk memperkirakan adanya perampingan lebih lanjut tahun ini. Hal itu seiring perusahaan yang mengalokasikan sumber dayanya.
Dia mengatakan, Google "menghapus lapisan untuk menyederhanakan eksekusi dan mendorong kecepatan di beberapa area." Amazon juga baru-baru ini mengatakan kepada Engadget bahwa perusahaan memberhentikan sekitar lima persen staf di divisi Buy dengan Prime. Twitch, platform streaming video milik Amazon, dilanda PHK yang lebih besar yang berdampak pada lebih dari 500 orang awal tahun ini untuk mengurangi biaya dan menjalankan bisnisnya dengan lebih efisien.