REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petinggi perusahaan Discord telah memutuskan untuk memangkas staf sebesar 17 persen, menurut memo internal yang pertama kali dilaporkan oleh The Verge. Persoalan mengenai aplikasi chatting yang sulit menghasilkan keuntungan turut berperan dalam keputusan pengurangan karyawan tersebut.
CEO Jason Citron mengatakan staf di seluruh departemen akan terkena dampak begitu putusan hubungan kerja (PHK) dimulai. Menurut memo tersebut, Citron yakin perusahaan merekrut terlalu banyak karyawan sejak tahun 2020. Hal ini menyebabkan tenaga kerja mengambil proyek yang membuat Discord “kurang efisien.”
Dia menambahkan bahwa perusahaan perlu mempertajam fokusnya. Namun demikian, ia tidak memberikan gambaran apa pun mengenai strategi tertentu yang akan dilakukan kecuali efisiensi jumlah karyawan tersebut.
"Ini menempatkan kami pada posisi terbaik untuk terus membangun bisnis yang kuat dan menguntungkan," kata dia, seperti dilansir dari Engadget, Jumat (12/1/2024).
Discord akan terus memberikan gaji dan tunjangan jangka pendek kepada 170 staf yang dipecat.
Ini juga bukan pertama kalinya perusahaan melakukan pengurangan staf. Perusahaan baru-baru ini memberhentikan empat persen stafnya pada akhir tahun lalu. Sebelum itu, perusahaan juga melakukan pengurangan staf dalam jumlah yang tidak diungkapkan pada tahun 2019.
Perusahaan telah mengalami beberapa pergulatan internal akhir-akhir ini. Discord menolak CEO-nya memberikan kesaksian tentang kebijakan perlindungan anak ketika diminta oleh Komite Kehakiman Senat AS.
Hal ini setelah NBC News melaporkan masalah tersebut, yang mengklaim bahwa anak-anak di platform tersebut telah diperlakukan tidak layak dan diperas. Mereka juga menghadapi reaksi keras atas pelanggaran data kecil yang mengungkap informasi pribadi beberapa pengguna pada tahun lalu.
Discord biasanya digunakan para gamers untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Discord adalah sebuah aplikasi yang bisa dipakai menjadi sarana komunikasi oleh para gamers.
Perselisihan bukanlah satu-satunya kasus di antara perusahaan-perusahaan teknologi yang baru-baru ini melakukan PHK. Baru satu bulan memasuki tahun baru, Duolingo dan Unity juga mengumumkan bahwa mereka akan memangkas staf. Di perusahaan besar teknologi seperti Meta, Amazon dan Google juga telah mengumumkan rencana untuk memberhentikan ratusan pekerja.