REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SpaceX telah meluncurkan rangkaian satelit Starlink ke luar angkasa pada Selasa (2/12/2024). Istimewanya, itu merupakan satelit pertama dengan kemampuan direct-to-cell alias dapat memancarkan sinyal telepon dari luar angkasa langsung ke ponsel pintar.
Dikutip dari laman Reuters, Kamis (4/1/2024), Starlink diluncurkan ke ruang angkasa menggunakan roket Falcon 9. Itu adalah roket andalan dari perusahaan transportasi luar angkasa swasta Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX) milik Elon Musk.
Operator nirkabel Amerika Serikat T-Mobile US akan menggunakan satelit Starlink besutan SpaceX itu untuk menyediakan akses jaringan kepada pengguna seluler di beberapa bagian AS. Perusahaan telah mengumumkan hal tersebut pada Agustus 2022.
Penyedia nirkabel lainnya di seluruh dunia juga akan berkolaborasi dengan SpaceX untuk meluncurkan teknologi direct-to-cell. Beberapa di antaranya adalah KDDI dari Jepang, Optus dari Australia, One NZ dari Selandia Baru, serta Rogers dari Kanada.
Layanan langsung ke seluler itu pada awalnya dimulai dengan pesan teks, diikuti dengan kemampuan suara dan transfer data di tahun-tahun mendatang. Diketahui bahwa Starlink merupakan proyek pengembangan konstelasi satelit dari SpaceX yang bertujuan untuk menghadirkan sistem komunikasi internet berbasis satelit yang memiliki performa tinggi serta dengan harga yang terjangkau.
Sementara, situs resmi SpaceX menjelaskan lebih lanjut tentang Falcon 9, roket dua tahap yang dapat digunakan kembali yang dirancang dan diproduksi oleh SpaceX untuk transportasi manusia dan muatan ke orbit Bumi dan sekitarnya. Falcon 9 adalah roket kelas orbital pertama yang dapat digunakan kembali.
Penggunaan kembali itu memungkinkan SpaceX menerbangkan kembali bagian roket yang paling mahal, yang pada gilirannya menurunkan biaya akses ruang angkasa. Sebelum ini, pada Juni 2023, Falcon 9 juga sukses meluncurkan satelit internet pertama milik pemerintah Indonesia, Satelit Indonesia Raya (SATRIA-1), ke luar angkasa.