REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah tiba di orbit mengelilingi bulan pada 25 Desember 2023, pendarat bulan Smart Lander for Investigating Moon (SLIM) Jepang telah memancarkan kembali gambar pertama permukaan bulan. Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) mengungkapkan gambar permukaan bulan dengan warna monokrom namun sangat detail. Terlihat bulan memiliki kantong kawah, dan gambar tersebut diunggah di akun X JAXA.
Gambar tersebut dibuat setelah pesawat luar angkasa berhasil dimasukkan ke orbit bulan pada pukul 02.51 EST (14.51 WIB) pada Senin (25/12/2023).
“SLIM berhasil menyelesaikan injeksi mesin utama pada pukul 16.51 JST (waktu Jepang) dan berhasil memasuki orbit bulan! Di bawah ini adalah gambar yang dikirim dari SLIM di dekat bulan,” tulis pejabat JAXA.
SLIM diluncurkan pada 6 September 2023, bersamaan dengan Misi Pencitraan dan Spektroskopi Sinar-X (XRISM) JAXA. Sementara XRISM tetap mengorbit di sekitar Bumi, menjalankan misinya untuk menyelidiki sumber sinar-X kosmik.
SLIM meninggalkan Bumi menuju orbit elips, mengelilingi bulan kira-kira sekali setiap 6,4 jam. Orbit ini membawa pendarat sedekat mungkin dengan permukaan bulan sekitar 373 mil (600 kilometer), dan pesawat ruang angkasa berayun sejauh 2.485 mil (4.000 kilometer) dari bulan.
Pesawat luar angkasa sepanjang 8,8 kaki (2,7 meter) ini dijadwalkan mendarat di bulan pada 24 Januari 2024. Jika pendaratan SLIM di bulan berhasil, Jepang akan menjadi negara kelima setelah Uni Soviet, AS, Cina, dan India yang melakukan pendaratan di bulan dengan sukses.
Setelah berhasil mendarat di bulan, SLIM akan memverifikasi teknologi yang diperlukan untuk pendaratan di bulan dan juga planet-planet tata surya, serta melakukan penyelidikan jarak dekat terhadap permukaan bulan dengan penyelidikan skala kecil.
“Dengan menciptakan pendarat SLIM, manusia akan melakukan perubahan kualitatif untuk bisa mendarat di tempat yang kita inginkan dan bukan hanya di tempat yang mudah untuk mendarat, seperti yang terjadi sebelumnya,” tulis badan antariksa itu dalam deskripsi misinya.
“Dengan mencapai hal ini, akan ada kemungkinan untuk mendarat di planet yang sumber dayanya lebih langka dibandingkan bulan,” tulis mereka lagi.