Kamis 28 Dec 2023 10:03 WIB

Pemerintah Dorong Kolaborasi Ekosistem AI Nasional

Pada 2024, penggunaan AI, terutama AI generatif, akan semakin signifikan.

Teknologi kecerdasan buatan (AI) berkembang saat pesat. Saat ini AI berdampak pada beragam aspek kehidupan./ilustrasi
Foto: Pexels
Teknologi kecerdasan buatan (AI) berkembang saat pesat. Saat ini AI berdampak pada beragam aspek kehidupan./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengajak semua pihak berkolaborasi mengembangkan ekosistem artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan) nasional.

"Kami berharap dapat mengadakan pertemuan serupa dan berdiskusi lebih lanjut dengan para pemangku kepentingan lain. Mari kita berkolaborasi untuk meningkatkan ekosistem AI di Indonesia," kata Wamenkominfo Nezar saat berbicara di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, melalui siaran pers di Jakarta, Rabu (27/12/2023).

Baca Juga

Pada 2024, penggunaan AI, terutama AI generatif, akan semakin signifikan. Saat ini, 77 persen fitur dalam gawai yang digunakan oleh masyarakat sudah menggunakan AI. Mengutip laporan Deloitte 2023, Nezar menyatakan, keberadaan AI generatif meningkatkan efisiensi bisnis dan lebih dari 79 persen orang di dunia telah terpapar dengan AI generatif.

“Sebanyak 80 persen pemimpin bisnis menganggap bahwa AI generatif akan meningkatkan efisiensi bisnis mereka. Ada 12 miliar dolar Amerika Serikat (AS), investasi modal ventura (VC) pada kuartal pertama tahun 2023 untuk AI generatif. Dan kami menantikan pemanfaatan AI yang lebih intensif," kata Nezar.

Wamenkominfo juga mengungkapkan Indonesia menjadi bagian komitmen politik untuk melakukan kolaborasi multilateral guna mewujudkan Tata Kelola AI yang aman dan terlindungi dalam UK AI Safety Summit 2023. "Kami mengadvokasi kepentingan nasional untuk memastikan bahwa pengembangan tata kelola AI menyediakan tabel untuk mengembangkan negara berkembang seperti Indonesia. Dan menyuarakan keprihatinan negara-negara berkembang di mana diskusi Tata Kelola AI harus seimbang tidak hanya pada aspek keamanan tetapi juga dampak ekonomi," tutur dia.

Nezar juga menegaskan Tata Kelola AI harus memperhatikan platform yang inklusif, yang memungkinkan adanya kebijakan afirmatif dan mendukung pengembangan keterampilan publik, "Dengan cara ini kita dapat memastikan bahwa Tata Kelola AI dapat memberikan manfaat bagi semua pihak," kata dia.

Pada 2023, pasar global AI mencapai 142,3 miliar dolar AS dan diperkirakan akan berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) ASEAN sebesar satu triliun dolar AS. Sebanyak 366 miliar dolar AS di antaranya berasal dari Indonesia.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement