Jumat 15 Dec 2023 15:10 WIB

Pelayat di Cina Gunakan AI untuk Bangkitkan Orang Meninggal

Industri AI khusus untuk 'bot hantu' berkembang di Cina.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Friska Yolandha
Artificial Intelligence, ilustrasi
Foto: pixabay
Artificial Intelligence, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TAIZHOU -- Di pemakaman yang tenang di Cina timur, ayah yang berduka, Seakoo Wu, mengeluarkan ponselnya, meletakkannya di atas batu nisan, dan memutar rekaman putranya. Itu adalah kata-kata yang tidak pernah diucapkan oleh mendiang siswa tersebut, tetapi diwujudkan dengan kecerdasan buatan (AI). 

“Aku tahu kamu sangat kesakitan setiap hari karena aku dan merasa bersalah serta tidak berdaya,” kata Xuanmo dengan suara yang sedikit seperti robot, dilansir Japan Today, Jumat (15/12/2023). 

Baca Juga

“Meskipun aku tidak bisa berada di sisimu lagi, jiwaku masih ada di dunia ini, menemanimu menjalani hidup.” 

Dilanda kesedihan, Wu dan istrinya telah bergabung dengan semakin banyak orang Cina yang beralih ke teknologi AI untuk menciptakan avatar mendiang yang terlihat seperti aslinya. Pada akhirnya Wu ingin membangun replika yang benar-benar realistis yang berperilaku seperti putranya yang telah meninggal namun berada dalam realitas virtual. 

“Setelah kami menyelaraskan realitas dan metaverse, saya akan membawa putra saya lagi,” kata Wu. “Aku bisa melatihnya… sehingga ketika dia melihatku, dia tahu aku adalah ayahnya.”

Beberapa perusahaan Cina mengklaim telah menciptakan ribuan “manusia digital” hanya dari materi audio visual almarhum yang berdurasi 30 detik. Para ahli mengatakan hal ini dapat memberikan kenyamanan yang sangat dibutuhkan bagi orang-orang yang terpukul karena kehilangan orang yang dicintai. 

Namun, hal ini juga membangkitkan tema yang meresahkan seperti serial fiksi ilmiah Inggris Black Mirror. Di mana orang-orang mengandalkan AI canggih untuk memberikan dukungan pada saat berduka. 

Sejumlah perusahaan yang mengkhususkan diri pada apa yang disebut “bot hantu” telah bermunculan di Amerika Serikat (AS) dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi industri ini berkembang pesat di Cina, menurut Zhang Zewei, pendiri perusahaan AI Super Brain dan mantan kolaborator Wu. 

Dari ruang kerja di Kota....

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement