Jumat 15 Dec 2023 08:41 WIB

Indonesia Digital 2045, Seperti Apa Wujudnya?

Indonesia harus mampu menggali dan menguasai potensi teknologi digital.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Natalia Endah Hapsari
Untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045, Indonesia harus mampu menggali dan menguasai potensi teknologi digital secara optimal. /Ilustrasi
Foto: www.freepik.com
Untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045, Indonesia harus mampu menggali dan menguasai potensi teknologi digital secara optimal. /Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Teknologi memberi ruang bagi siapa pun untuk melakukan eksplorasi tanpa batas. Untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045, Indonesia harus mampu menggali dan menguasai potensi teknologi digital secara optimal. Hal itu mendorong Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan Visi Indonesia Digital 2045 (VID2045).

Sebagai inisiator, Kominfo bersinergi juga bersama Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, serta didukung oleh lebih dari 50 institusi, seperti kementerian atau lembaga, asosiasi, akademisi, hingga dunia usaha, untuk menyelaraskan rencana pembangunan digital 20 tahun mendatang.

Baca Juga

Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi menekankan pentingnya pemanfaatan  teknologi untuk mewujudkan ekonomi digital yang inklusif. “Visi Indonesia Digital 2045 adalah ‘Mewujudkan Ekosistem Digital yang Inklusif dan Kolaboratif Berbasis Inovasi, untuk Mendukung Indonesia Maju, Berdaulat dan Berkelanjutan’,” papar dia dalam konferensi pers di Jakarta, belum lama ini.

Menkominfo ingin memastikan pemanfaatan teknologi digital ke depannya harus bisa memberikan kesejahteraan dan kualitas hidup terbaik bagi seluruh rakyat Indonesia, dan dapat dinikmati hingga ke generasi bangsa berikutnya. Transformasi digital menjadi kunci penting dan Visi Indonesia Digital 2045 ini menjadi rute alternatif untuk transformasi digital dengan optimal untuk kesejahteraan masyarakat.

Penyusunan konsep VID2045 memiliki skenario kebijakan dengan fokus holistik yang memperhatikan perspektif ekosistem, sektoral, dan kewilayahan. Pada perspektif pilar ekosistem digital, VID2045 berfokus pada infrastruktur digital, keamanan dan data, riset dan inovasi, SDM, serta regulasi dan kebijakan.

Dari pilar-pilar tersebut, dibentuk KPI dan sasaran yang akan dicapai dalam perjalanannya menuju Indonesia Digital di tahun 2045. Dari perspektif sektoral, VID2045 mendorong pemanfaatan teknologi untuk memperkuat ekonomi nasional. 

Analisis tingkat maturitas digital digunakan untuk menentukan sektor-sektor prioritas, dengan mempertimbangkan kontribusi sektor pada PDB Indonesia. Dalam perspektif kewilayahan, VID 2045 merekomendasikan pembangunan fondasi dan ekosistem digital yang mempertimbangkan keunikan, potensi, dan kekuatan setiap daerah.

Ini melibatkan analisis sektor potensial untuk didigitalisasi, pengembangan SDM digital berdasarkan potensi daerah, infrastruktur broadband yang sesuai dengan kondisi geografis, dan pembangunan ekosistem digital di setiap daerah.

Dalam proses pembuatan VID2045, Kominfo menyerap pandangan dan aspirasi dari berbagai sektor masyarakat agar tercermin dalam visi digital yang disusun. Proses penyempurnaan susunan dan finalisasi VID2045 dilakukan dalam bentuk kegiatan penajaman konsep bersama seluruh unit kerja Kominfo, serta kementerian dan lembaga terkait.

Pada agenda peluncuran VID2045 ini, turut disampaikan seminar hasil pengukuran Indeks Transformasi Digital Nasional (Indeks TDN), sebagai alat pendukung untuk realisasi VID2045 yang mendorong transformasi digital secara menyeluruh di berbagai daerah.

Tidak hanya itu, hilirisasi berbasis sumber daya alam lokal, terutama yang non-ekstraktif dan terbarukan, di berbagai sektor juga dinilai penting dalam pembangunan digital ke depan. Hal ini selaras dengan gagasan yang disampaikan oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr Laksana Tri Handoko.

“Kami mengundang seluruh stakeholder, khususnya para generasi muda, untuk dapat mengakses dan juga memanfaatkan berbagai big data yang bersumber dari kekayaan hayati kita, dan menciptakan produk derivatif berbasis IT dan big data yang kita miliki dan tidak mungkin ada di negara lain,” ujar Dr Laksana.

Ia meyakini berbagai data tersebut baik yang bersumber dari kekayaan artefak, arkeologi, hingga citra setelit, akan menjadi enabler bagi bisnis-bisnis baru berbasis IT ke depannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement