REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat yang beraktivitas di wilayah pesisir untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan Indonesia pada 13-14 Desember 2023.
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG Eko Prasetyo di Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Ia mengatakan pola angin menjadi salah satu yang menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi.
Ia mengemukakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat laut-timur laut dengan kecepatan angin berkisar 4-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari tenggara-barat daya dengan kecepatan 4-25 knot. "Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Kepulauan Tanimbar dan Laut Arafuru," katanya.
Kondisi itu, kata dia, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di Selat Malaka bagian utara, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai.
Begitu juga di perairan Bengkulu hingga Pulau Enggano, perairan barat Lampung, Samudera Hindia barat Aceh hingga Kep. Nias, Samudera Hindia barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa, Selat Bali-Badung-Lombok-Alas bagian selatan, Samudera Hindia selatan Jawa hingga Pulau Sumba, Laut Natuna utara.
Kemudian, perairan utara Kepulauan. Anambas hingga Kepuauan Natuna, perairan Kepulauan Subi hingga Kepulauan Serasan, perairan barat Kepulauan Selayar, Laut Flores bagian timur, Laut Banda, perairan Kepulauan Leti hingga Kepulauan Tanimbar.
Termasuk di perairan Kepulauan Kai hingga Kepulauan Aru, Laut Arafuru, Laut Sulawesi bagian tengah dan timur, perairan Kepulauan Sangihe hingga Kepulauan Talaud, perairan Kepulauan Sitaro hingga Bitung, Laut Maluku, perairan Kepulauan Sula bagian Utara, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, perairan Manokwari hingga Jayapura, dan Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Jayapura. "Harap diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran," kata Eko Prasetyo.