Selasa 12 Dec 2023 14:30 WIB

Benarkah Buah tanpa Biji Berbahaya untuk Kesehatan? Cek Dulu Faktanya

Kehadiran buah tak berbiji bisa menjadi alternatif yang lebih baik.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Natalia Endah Hapsari
 Salah satu buah tanpa biji adalah anggur. Buah yang tak memiliki biji jumumnya memiliki tekstur yang lebih baik dan masa penyimpanan yang lebih panjang dibandingkan buah berbiji. (ilustrasi)
Foto: www.pixabay.com
Salah satu buah tanpa biji adalah anggur. Buah yang tak memiliki biji jumumnya memiliki tekstur yang lebih baik dan masa penyimpanan yang lebih panjang dibandingkan buah berbiji. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Buah yang tidak berbiji memang lebih praktis dan mudah untuk disantap. Namun belakangan ini, beredar kabar bahwa buah tanpa biji bisa memberikan dampak negatif bagi kesehatan bila dikonsumsi. Benarkah?

Saat ini, ada beragam opsi buah tidak berbiji yang beredar di pasaran. Sebagian di antaranya adalah jeruk, semangka, dan anggur.

Baca Juga

Buah tidak berbiji diproduksi melalui sebuah proses bernama partenokarpi yang berarti "virgin fruit" atau buah murni. Proses partenokarpi merupakan proses memproduksi buah tanpa fertilisasi.

Proses partenokarpi tak selalu terjadi secara buatan oleh manusia. Ada kalanya, prose partenokarpi ini terjadi secara alami pada buah akibat mutasi.

Bila diinduksi secara buatan oleh manusia, proses partenokarpi biasanya akan melibatkan proses penyerbukan buatan. Penyerbukan buatan ini umumnya dilakukan baik dengan menggunakan serbuk yang telah dimodifikasi atau mati maupun dengan zat kimia sintetis.

 

Manfaat Buah tak Berbiji

Proses partenokarpi buatan bisa sangat membantu ketika situasi lingkungan kurang menunjang proses penyerbukan. Sebagai contoh, ketika cuaca sedang sangat dingin hingga mencapai 0 derajat Celsius. Beberapa jenis pohon juga kerap mengalami kesulitan untuk melakukan penyerbukan ketika cuaca terasa panas, seperti pohon labu dan tomat.

Buah yang tak memiliki biji juga umumnya memiliki tekstur yang lebih baik dan masa penyimpanan yang lebih panjang dibandingkan buah berbiji. Pernyataan ini telah didukung oleh sebuah studi dalam jurnal Nutrients. Studi tersebut menemukan bahwa semangka dan terung yang tak berbiji cenderung memiliki tekstur yang lebih baik dan masa penyimpanan yang lebih panjang.

Beberapa buah, seperti apel dan aprikot, juga memiliki toksin seperti sianida dalam dalam bijinya meski dengan konsentrasi yang sangat kecil. Bila tak sengaja terkonsumsi dalam jumlah besar, biji-bijian tersebut bisa memberikan dampak yang negatif. Dalam hal ini, kehadiran buah tak berbiji bisa menjadi alternatif yang lebih baik.

 

Potensi Efek Samping Buah tak Berbiji

Terkadang, buah yang diproduksi melalui proses partenokarpi bisa memiliki bentuk yang aneh, ukuran yang lebih kecil, dan warna yang kusam menurut studi dalam jurnal Plant Physiology.

Selain itu, proses partenokarpi juga dapat memicu perubahan pada tekstur beberapa tanaman. Contohnya, mentimun yang diproduksi dengan partenokarpi cenderung memiliki tekstur yang lebih lembek.

Di sisi lain, beberapa pemerhati lingkungan telah mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait kehadiran buah-buah tanpa biji. Menurut para pemerhati lingkungan, kehadiran buah-buahan seperti ini bisa mengurangi keragaman hayati. Akibatnya, ketahanan spesies tumbuhan tersebut terhadap penyakit akan menurun.

Pemerhati lingkungan juga menyatakan bahwa transfer genetik dari tumbuhan tak berbiji bisa membuat tanaman yang tak direkayasa menjadi steril. Transfer genetik tersebut juga bisa membuat tanaman yang tak direkayasa kesulitan untuk memproduksi biji, seperti dilansir LiveStrong pada Selasa (12/12/23).

Menurut studi dalam Journal of the Science of Food and Agriculture, buah tak berbiji cenderung memiliki kandungan protein yang lebih rendah dan lebih cepat berubah warna menjadi kecokelatan. Akan tetapi, buah tak berbiji mengandung serat dan kalori yang lebih rendah serta antioksidan yang lebih besar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement