Kamis 07 Dec 2023 07:02 WIB

Mau Mulai Usaha? Awali dengan 3 Langkah Ini

Berbisnis membutuhkan kecocokan antara pembeli dan penjual.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Bisnis harus berfokus pada customer success, memanfaatkan teknologi, pengetahuan, dan komunitas jejaring untuk bisa memperluas bisnisnya./Ilustrasi
Foto: http://fathconsulting.co.id
Bisnis harus berfokus pada customer success, memanfaatkan teknologi, pengetahuan, dan komunitas jejaring untuk bisa memperluas bisnisnya./Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Wirausaha memegang peranan penting dalam menyokong pertumbuhan ekonomi nasional. Global Enterpreneurship Index (GEI) menunjukkan bahwa negara maju memiliki jumlah wirausaha rata-rata 14 persen dari jumlah penduduknya. Namun, jumlah wirausahawan Indonesia menurut data GEI baru 3,1 persen. Sugianto Halim, pendiri Sevima yang perusahaan konsultan dan pengembang teknologi informasi, mengungkapkan kiat sukses untuk memulai usaha, terlebih pada era digital berikut di antaranya:

1. Menciptakan usaha yang dapat memecahkan masalah di masyarakat

Baca Juga

Halim mengungkapkan bahwa tak sedikit pengusaha yang menggebu-gebu dalam merintis usaha tanpa memperhatikan masalah yang dihadapi masyarakat. Padahal, berbisnis membutuhkan kecocokan antara pembeli dan penjual. “Sesederhana menjual minuman dingin di tempat yang cuacanya panas, dan menawarkan bakso hangat di pegunungan dan lokasi-lokasi yang dingin. Perlu kecocokan,” ungkap Halim.

Oleh karena itu, tips pertama menurut Halim adalah pentingnya menciptakan bisnis yang sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat. Atau disebut dengan konsep "Problem-Solution Fit". Dengan konsep ini, maka pengusaha bisa menyediakan solusi sesuai dengan masalah masyarakat, dan masyarakat mau membeli produk yang ditawarkan karena bermanfaat untuk mengatasi masalah.

 

2. Berkolaborasi dengan pembeli dan pengguna produk

Kecocokan antara pembeli dan penjual juga bisa dibangun jauh sebelum produk tersebut ditawarkan. Pembeli ataupun calon pembeli, menurutnya bisa diajak berdiskusi dan ditanya tentang produk apa yang mereka butuhkan.

Tips kedua dari Halim dalam memulai bisnis di era digital, yaitu pengusaha harus berkolaborasi dengan pembeli dan pengguna produk mereka. Terlebih di era digital ini, berbagai aplikasi online dapat dengan mudah dan murah digunakan untuk berkomunikasi. “Manfaatkan telepon, formulir survei, grup whatsapp, dan berbagai media online untuk berkolaborasi. Tanya pembeli dan pengguna produk, apa yang mereka butuhkan, lalu lakukan riset dan validasi!,” ungkap Halim.

 

3. Memanfaatkan kekuatan word of mouth (mulut ke mulut)

Halim percaya bahwa investor terbesar suatu bisnis adalah pembelinya. Karena pembeli tidak hanya berperan sebagai sumber pendapatan, namun juga menjadi media promosi yang paling ampuh ketika mereka puas atas produk yang didapatkan.

Kepuasan itu akan menghasilkan strategi pemasaran yang disebut Word of Mouth (mulut ke mulut). Oleh karena itu sebagai tips terakhir, pengusaha di era digital menurut Halim harus memanfaatkan kekuatan mulut ke mulut ini. Caranya dengan menghadirkan pelayanan prima, dan merintis komunitas pengguna.

“Bisnis harus berfokus pada customer success, memanfaatkan teknologi, pengetahuan, dan komunitas jejaring untuk bisa memperluas bisnisnya. Karena pembeli yang puas, akan membagikan kepuasannya kepada temannya. Hal ini terjadi di Sevima, 20 tahun kami berdiri dan kami besar, berkat dukungan para pelanggan yang puas,” ujar  Halim.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement