Jumat 01 Dec 2023 16:07 WIB

Siap Melebarkan Sayap Bisnis di Luar Negeri? Simak Dulu Riset Ini

Perusahaan di Indonesia memang tertarik untuk melakukan ekspansi secara global.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Natalia Endah Hapsari
 Sejumlah tantangan akan dihadapi oleh bisnis yang beroperasi di Indonesia saat merencanakan ekspansi ke pasar luar negeri. (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Sejumlah tantangan akan dihadapi oleh bisnis yang beroperasi di Indonesia saat merencanakan ekspansi ke pasar luar negeri. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Platform SDM untuk manajemen tim global, Deel, merilis laporan Global Expansion and Hiring Research guna memahami tantangan yang dihadapi oleh bisnis yang beroperasi di Indonesia saat merencanakan ekspansi ke pasar luar negeri.

Penelitian yang dilakukan bersama Rakuten Insight ini mewawancarai 900 pelaku bisnis yang berasal dari Singapura, Malaysia, dan Indonesia dengan masing-masing 300 pelaku bisnis dari setiap negara. Penelitian ini mengkaji minat para pelaku bisnis untuk melakukan ekspansi di luas pasar domestik, tantangan yang dihadapi, dan strategi rekrutmen selama ekspansi. 

Baca Juga

Indonesia Commercial Lead, Deel, Grace Bunardi mengatakan, Deel melihat perusahaan-perusahaan di Indonesia memang tertarik untuk melakukan ekspansi secara global. Sekitar 77 persen perusahaan di Indonesia  sudah pernah mencoba untuk ekspansi ke lebih dari satu negara dan 91 persen perusahaan di Indonesia berencana untuk berekspansi ke negara luar untuk lima tahun ke depan. 

“Mereka akan ekspansi itu lebih ke arah Asia Tenggara untuk sekarang, sekitar 67 persen, dan 32 persen ke Asia Utara. Tapi, berdasarkan research, hasil dari yang kita lihat yang menariknya adalah di masa depan, sekitar lima tahun lagi, angka 67 dan 32 itu akan berubah,” kata Grace dalam acara peluncuran survei Deel “Hiring and Global Expansion”, Rabu (29/11/2023). 

Perubahan itu adalah angka Asia Tenggara akan turun dari 67 persen menjadi 57 persen. Tetapi untuk Asia Utara akan naik dari 32 persen menjadi sekitar 53 persen. Jadi, menurut Grace, kemungkinan besar di masa depan lebih banyak bisnis-bisnis di Indonesia akan berkembang ke arah Asia Utara. 

Lebih luas, Deel melihat minat ekspansi perusahaan-perusahaan di Indonesia  ke Amerika Serikat (AS) meningkat secara signifikan. “Jadi untuk sekitar lima tahun ke depan kemungkinan besar akan ada tiga kali lipat lebih banyak bisnis-bisnis di Indonesia yang akan berkembang ke Amerika Serikat dibandingkan dengan sekarang,” ujar Grace. 

Untuk ekspansi ke luar negeri, perusahaan memerlukan investasi. Berdasarkan apa yang sudah Deel dan Rakuten Insight tanyakan dan wawancara dengan bisnis-bisnis di Indonesia, mereka secara rata-rata mengalokasikan 1,4 juta dolar AS untuk rencana ekspansi. 

Sektor manufaktur, jasa profesional dan perdagangan mencatatkan anggaran investasi yang lebih tinggi, dengan rata-rata 2 juta dolar AS. Perusahaan-perusahaan besar bersedia atau sudah menyiapkan sekitar 5,7 juta dolar AS untuk berkembang ke luar negeri. “Tentu saja ini masuk akal. Makin besar perusahaannya, makin banyak modal (yang) mereka bisa taruh untuk berkembang ke luar negeri,” kata Grace

Sebanyak 72 persen bisnis di Indonesia mencatat peningkatan pengeluaran dalam rangka ekspansi global mereka selama lima tahun terakhir. Hal ini mencerminkan minat yang bertumbuh di pasar internasional. 

Selain itu, Grace berpendapat dari tahun ke tahun ada peningkatan kemauan perusahaan Indonesia untuk berkembang secara global. Tetapi tentu saja itu tidak mudah. 

Sebanyak 52 persen responden di Singapura, 62 persen di Malaysia, dan 68 persen di Indonesia menyatakan bahwa biaya adalah hambatan utama mereka. 42 persen bisnis di Indonesia tidak mempekerjakan tenaga lokal di pasar internasional mereka. Alasannya cukup beragam, mulai dari biaya (52 persen), kesulitan mencari tenaga kerja yang sesuai (44 persen), sampai kesulitan mengelola karyawan jarak jauh (30 persen). “Jadi misal perusahaan Indonesia beroperasi di Malaysia dan Singapura. Semuanya itu dijalankan dari kantor pusat di Indonesia dan bukan di Singapura dan Malaysia,” kata Grace. 

Beberapa perusahaan menggandeng pihak ketiga untuk membantu masalah SDM yang mereka hadapi. 49 persen (atau 134 perusahaan) responden menggunakan “pihak ketiga” guna mengurangi biaya terkait ekspansi dan membantu menemukan kandidat tenaga kerja yang tepat. 

Terkait dampak tenaga kerja global, 92 persen pengambil keputusan bisnis dari Malaysia, Singapura, dan Indonesia percaya bahwa mempekerjakan tenaga kerja global mampu meningkatkan keterampilan dan kemampuan tenaga kerja lokal. Di Indonesia sendiri, angka ini mencapai 91 persen. 

Berikutnya, perusahaan di Indonesia berencana menaikkan gaji karyawannya dalam 12 bulan ke depan. Empat dari 10 perusahaan Indonesia berencana menaikkan gaji seluruh karyawan perusahaannya. 

Sebanyak 56 persen responden memberikan kenaikan gaji yang didasarkan atas kinerja karyawan, dan 40 persen berencana memberikan kenaikan gaji seluruh karyawannya berdasarkan perubahan tingkat inflasi. Empat persen perusahaan tidak berencana memberikan kenaikan gaji ada penangguhan perekrutan karyawan baru. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement