REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA—Untuk membantu para petambak udang meningkatkan produksi sekaligus mewujudkan keberlanjutan lingkungan, perusahaan rintisan aquatech JALA menghadirkan rangkaian layanan teknologi bagi para petambak.
Upaya tersebut dihadirkan lewat JALA App yang merupakan alat yang penting bagi petambak udang karena dapat membantu mereka memantau proses budidaya secara efektif. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya untuk mencatat, memantau, dan menganalisis setiap aspek budidaya udang secara real time, langsung dari perangkat mobile mereka.
Fungsi tersebut menyajikan data yang lengkap dan pelacakan progres, membantu petambak mengambil keputusan tepat dengan cepat. Melalui layanan credit scoring tambak dari JALA, petambak juga dapat membuktikan kredibilitas mereka dan memperoleh akses pilihan.
Didirikan tahun 2017, JALA adalah penggerak ekosistem digital di rantai industri udang yang menyediakan solusi end-to-end untuk menyederhanakan proses budi daya udang—meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan. pendanaan yang terjangkau.
Saat ini JALA mengumumkan putaran pendanaan seri A sebesar 13,1 juta dolar AS yang dipimpin oleh Intudo Ventures dengan partisipasi Sinar Mas Digital Ventures (SMDV) serta investor terdahulu yaitu Mirova dan Meloy Fund (Deliberate Capital).
“Membuka jalan menuju industri udang Indonesia yang berkelanjutan di masa depan merupakan inti dari misi JALA. Dengan dukungan dari Intudo dan SMDV, kami semakin bersemangat untuk memperkuat upaya kami. Pendanaan ini memungkinkan kami untuk menghadirkan solusi kami ke daerah-daerah terpencil di Indonesia dan membekali petambak setempat dengan dukungan teknologi dan pendanaan yang mereka butuhkan untuk memajukan produksi udang Indonesia,” ujar Liris Maduningtyas, Co-founder dan CEO JALA dalam siaran pers, Selasa (28/11/2023).
Bagi petambak di segala skala, JALA menyediakan layanan akses panen untuk membantu mendistribusikan produk mereka ke pasar. Petambak dapat terlibat dalam sistem yang mudah tersebut untuk membawa hasil panen mereka ke pasar, lengkap dengan opsi pembayaran yang cepat dan aman.
Layanan ini memberikan akses yang mudah ke pasar, memastikan bahwa petambak menerima pembayaran yang adil dan cepat untuk hasil panen mereka. JALA juga menyediakan pendampingan tambak berupa bimbingan dan dukungan langsung dalam mengatasi tantangan sehari-hari di tambak.
Dipercaya oleh lebih dari 20.000 pengguna, JALA telah membuat dampak signifikan di industri udang. Melalui aplikasi yang dikembangkannya, JALA telah memantau udang di lebih dari 35.300 kolam, membantu petambak memanen udang dalam jumlah yang besar.
Ke depannya, JALA App akan dilengkapi dengan prediksi performa budidaya, kualitas air, dan penyakit udang yang lebih mendalam serta automasi input data seperti data berat udang dan pakan. JALA juga bekerja sama dengan Conservation International untuk membangun Climate Smart Shrimp pertama, upaya intensifikasi gabungan dengan restorasi mangrove untuk tambak udang tradisional.
Dengan putaran pendanaan ini, JALA berencana untuk memperluas operasionalnya di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Sumatra, Sulawesi, dan Nusa Tenggara—tiga wilayah yang memiliki potensi unik bagi pertumbuhan industri budidaya udang.
“Sebagai produsen udang terbesar keempat di dunia, Indonesia memiliki peran penting dalam rantai pasok seafood secara global. Seiring berkembangnya industri udang di negara ini, permintaan akan solusi budidaya udang modern juga meningkat. Rangkaian solusi digital JALA membantu petambak menciptakan nilai ekonomi yang nyata, meningkatkan hasil budidaya, dan menetapkan arah pada praktik budidaya yang berkelanjutan—membawa udang Indonesia ke pasar global. Kami sangat mendukung JALA dalam mewujudkan misi digitalisasi dan memperkuat budidaya udang di Indonesia.” ujar Patrick Yip, Founding Partner Intudo Ventures.