REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mengimbau agar masyarakat mulai melakukan persiapan sejak dini dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad mengatakan, persiapan yang dapat dilakukan yakni dengan memangkas daun dan ranting, terutama untuk pohon-pohon yang besar. Hal ini dilakukan untuk mencegah dampak dari pohon tumbang jika terjadi hujan lebat dan disertai dengan angin kencang.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan dapat mengurangi produksi sampah, dan tidak membuang sampah sembarangan. Ini termasuk juga membersihkan saluran air, sehingga air hujan di permukiman tidak mengalir ke jalan-jalan.
"Selalu membawa payung atau jas hujan selama beraktivitas di luar ruangan, dan selalu memperbarui informasi perkiraan cuaca yang bersumber dari pihak berwenang," kata Noviar saat Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Ancaman Bencana Hidrometeorologi di DIY Tahun 2023 di Lapangan Panahan, Jl. Kenari, Kota Yogyakarta, Selasa (21/11/2023).
Untuk upaya jangka panjang, lanjut Noviar, masyarakat juga dapat melakukan penanaman pohon guna mencegah terjadinya longsor, sekaligus mengikat air tanah sebagai cadangan saat kemarau panjang tiba. Noviar juga mengimbau warga untuk membuat resapan air di halaman rumah dengan lubang biopori, menggunakan paving block, dan grass block.
"Selain untuk mengikat air, (resapan air) dapat mencegah terjadinya banjir. Masyarakat juga diimbau untuk meminimalisir kegiatan di daerah rawan longsor terutama saat hujan," ucap Noviar.
Dalam apel tersebut, sekitar 300 peserta yang terdiri dari Forkopimda, TNI/Polri, Basarnas, BPBD se-DIY, dan komunitas relawan penanggulangan bencana se-DIY turut berpartisipasi. Apel kesiapsiagaan bencana ini dilakukan sebagai bahan untuk mengukur kekuatan daerah dalam menghadapi ancaman bencana, dengan mengerahkan semua potensi yang dimiliki daerah.
"Di antaranya terdiri dari tiga pilar penanggulangan bencana yaitu pemerintah, dunia usaha serta masyarakat. Hal ini penting untuk membangun kesiapan kita menghadapi bencana agar dapat meminimalisir dampaknya bagi korban jiwa korban luka serta berbagai bentuk kerugian," jelasnya.
Menurut Noviar, dengan apel kesiapsiagaan ini akan terlihat sejauh mana kemampuan dan kesiapan dari penggiat kebencanaan dalam menghadapi potensi bencana yang ada di wilayahnya masing-masing. Kegiatan ini, lanjutnya, juga dijadikan momentum untuk memperkuat kerja sama penanggulangan bencana antar organisasi, pengkajian kemampuan peralatan penunjang peringatan dini, evakuasi, serta tanggap darurat dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam melaksanakan standar operasional prosedur.
Apel tersebut diiringi dengan latihan simulasi bencana agar pihak yang terlibat dalam penanganan bencana dapat meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi ancaman bencana hidrometeorologi khususnya di DIY. Dengan demikian, kata Noviar, dampak bencana bagi masyarakat dapat diminimalisasi.