REPUBLIKA.CO.ID, Dalam beberapa pekan terakhir, TikTok dalam tekanan kalangan Partai Republik di Amerika Serikat setelah media sosial itu mengalami lonjakan konten pro-Palestina menyusul operasi pengeboman IDF terhadap Gaza sebagai respons dari serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober. Politisi dari kalangan Partai Republik secara terang-terangan menuduh TikTok dengan sengaja mempromosikan konten-konten dengan tujuan "mencuci otak anak muda Amerika" agar mendukung Hamas.
Namun, menurut keterangan pers TikTok pada awal pekan lalu menyatakan, meledaknya konten-konten pro-Palestina bukan karena algoritma, melainkan para remaja di AS memang saat ini mendukung Palestina. “Perubahan sikap anak muda yang mendukung Palestina terjadi jauh sebelum adanya TikTok," demikian rilis TikTok.
"Dukungan untuk Israel (dibandingkan dengan simpati kepada Palestina) telah menurun di antara anak-anak muda Amerika sejak lama. Ini adalah bukti dengan melihat data polling Gallup terhadap milenial sejak 2010, jauh sebelum TikTok ada."