Sabtu 18 Nov 2023 07:35 WIB

Sempat Ditolak, ChatGPT Kini Digunakan di Sekolah

ChatGPT sempat dipandang sebagai ancaman terhadap integritas akademik.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
OpenAI, sebuah perusahaan yang didukung Microsoft, telah menyadari potensi ChatGPT dalam pendidikan dan berupaya memanfaatkan kemampuannya untuk pembelajaran.
Foto: www.freepik.com
OpenAI, sebuah perusahaan yang didukung Microsoft, telah menyadari potensi ChatGPT dalam pendidikan dan berupaya memanfaatkan kemampuannya untuk pembelajaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Meskipun awalnya sempat dipandang skeptis karena rentan akan kecurangan, ChatGPT kini sedang dipertimbangkan untuk diintegrasikan ke dalam ruang kelas. OpenAI, sebuah perusahaan yang didukung Microsoft, telah menyadari potensi ChatGPT dalam pendidikan dan berupaya memanfaatkan kemampuannya untuk pembelajaran. Platform yang sama pernah diejek karena membantu siswa menyontek dalam ujian. 

Dikutip dari Gizmochina, Sabtu (18/11/2023), ChatGPT, yang dikenal menghasilkan respons mirip manusia, dipandang sebagai ancaman terhadap integritas akademik. Para guru awalnya khawatir dengan kemungkinan penggunaan ChatGPT untuk menyontek di kalangan siswa. Namun, perspektif tersebut bergeser ketika para pendidik mulai melihat potensi manfaat AI dalam meningkatkan metode pengajaran dan pembelajaran siswa.

Baca Juga

Usulan penggunaan ChatGPT dalam pendidikan membuka banyak kemungkinan. Ini dapat berfungsi sebagai tutor yang dipersonalisasi, menawarkan dukungan yang disesuaikan untuk siswa dengan gaya belajar berbeda. Bagi guru, itu juga bisa menjadi asisten yang berharga, membantu pengembangan kurikulum dan menghadirkan elemen kreatif ke dalam kelas, seperti menghasilkan narasi sejarah atau penjelasan ilmiah.

Salah satu manfaat utama ChatGPT adalah sifatnya yang tidak menghakimi, mendorong siswa untuk bertanya tanpa takut malu. Fitur ini dapat meningkatkan keterlibatan kelas secara signifikan, terutama bagi siswa yang ragu untuk berpartisipasi dalam lingkungan tradisional.

Namun, integrasi ChatGPT di sekolah bukannya tanpa tantangan. Masalah privasi, terutama bagi anak di bawah umur, dinilai tetap memerlukan pertimbangan yang cermat. 

Dengan beragamnya undang-undang privasi online di seluruh dunia, memastikan penggunaan AI yang aman dan etis dalam pendidikan sangatlah penting. Inisiatif OpenAI untuk melibatkan para pendidik dan memberi tahu mereka tentang kemampuan ChatGPT dan potensi risikonya merupakan langkah ke arah yang benar.

Selain itu, kemitraan dengan organisasi yang berfokus pada pendidikan, seperti Khan Academy dan Schmidt Futures, menunjukkan komitmen OpenAI untuk menjadikan AI sebagai alat pendidikan yang berharga, khususnya di komunitas yang kurang terlayani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement